Dalam kegiatan ini, Hankook mengajak media untuk melihat proses pembuatan ban merek Korea Selatan itu. Lalu seperti apa prosesnya?
Pertama adalah proses mencampur bahan baku karet dengan kawat baja menjadi lembaran-lembaran panjang. Bahan baku karet ini sudah 100 persen lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Memilih Ban Sesuai Gaya Berkendara |
"Untuk natural rubber komposisinya sudah 100 persen, kami ambil dari Lampung dan Palembang. Tapi untuk sintetik rubber, komposisinya masih banyak impor," terang Senior Manager Hankook Tire Indonesia Aris Munandar di Cikarang, Selasa (17/9/2019).
Setelah proses tersebut selesai, tahapan selanjutnya adalah Cutting and Bead. Pada proses ini lembaran-lembaran yang punya ukuran lebar 1 setengah meter dan panjang 740 meter itu akan dipotong vertikal menjadi bagian kecil.
Sementara mesin potong itu bekerja, di line lain terjadi proses pembuatan bead. Bead sendiri merupakan bagian yang langsung menempel di pelek, sehingga materialnya dibuat kokoh.
"Proses bead ini akan melapisi kawat baja dengan karet, atau biasa disebut toping rubber. Setelah ini, proses lanjutannya adalah memberi lapisan dinding di bead," terang Senior Manager Hankook Tire Indonesia, Diding Suhendri.
Beranjak dari pelapisan dinding bead, tahap selanjutnya masuk ke proses assembling, yakni membuat green tire atau ban setengah jadi. Pada proses ini bagian inner, bead, dan lapisan dinding ban diproses sehingga menjadi ban utuh, tapi belum ada kembangannya.
Setelah green tire tersebut jadi, langsung digiring ke rak penyimpanan untuk menunggu proses selanjutnya. Sedikit informasi, proses pembuatan ban di fasilitas Hankook Tire Indonesia sudah memakai sistem otomatis dengan teknologi robot yang canggih. Adapun tenaga manusia hanya ada di beberapa bagian saja.
![]() |
"Proses selanjutnya ban akan dipanaskan dengan suhu 207 derajat Celcius supaya 'matang'," terang Diding.
Proses ini dinamakan curing, jadi ban-ban akan dipanasi 10-15 menit. Proses ini sekaligus membentuk pattern atau kembangan ban dan pemberian logo 'Hankook' serta serinya.
Setelah ban betul-betul sudah jadi, selanjutnya dilakukan tahap pengecekan secara visual oleh tenaga terampil. Bagian yang dicek dari potensi kecacatan adalah bibir ban, dan bagian inner ban. "Ban yang tidak lolos seleksi akan di-scrap," terang Diding.
![]() |
Setelah ban-ban tersebut jadi 100 persen, maka akan langsung disimpan di gudang penyimpanan. Per harinya, pabrik seluas 600 ribu meter persegi itu bisa memproduksi antara 32 ribu sampai 33 ribu ban.
"Jadi setiap shift-nya, antara 7-8 jam, pabrik ini bisa membiat 10.500 unit ban," terang Diding.
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah