Nilai Nasionalisme Esemka Dianggap Sudah Meluntur

Nilai Nasionalisme Esemka Dianggap Sudah Meluntur

M Luthfi Andika - detikOto
Rabu, 11 Sep 2019 14:48 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pabrik mobil Esemka yang terletak di Boyolali, Jawa Tengah (Andhika-detikcom).
Jakarta - Esemka dengan model pikap yang disapa Bima resmi diperkenalkan di Indonesia. Pro dan kontra pun menyambut lahirnya Esemka Bima. Hal itu tentu wajar jika melihat sejarah panjang Esemka di Indonesia yang penuh liku dan berbau unsur politik.

Namun ada satu catatan penting yang sayang dilewatkan. Yakni mobil Esemka yang diperkenalkan sekarang dinilai sudah tidak memiliki semangat nasionalisme seperti Esemka yang dulu pertama kali diperkenalkan yang dirakit para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal itu disampaikan pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu, kepada detik.com.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau yang dulu (Esemka 2012) itu keren, itu seperti menggugah lagi semangat nasionalisme kita untuk memiliki kendaraan putra bangsa. Di situ yang menarik meski jauh dari sempurna, tapi di era itu ada sebuah kebanggaan di masyarakat terutama para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena membuat kendaraan. Ini terbukti terdapat 8.000 pesanan dan tidak bisa ditransfer (dengan kondisi waktu itu-Red)," ujar Yannes.

Mobil EsemkaMobil Esemka Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pabrik mobil Esemka yang terletak di Boyolali, Jawa Tengah (Andhika-detikcom).


"Lalu Esemka menghilang, baru pada 2012 lalu keluar peraturan presiden keluar tentang LCGC yang wacananya diarahkan menjadi kendaraan nasional. Tapi konteksnya nasional pakai pendekatan industri dari TKDN (tingkat kandungan dalam negeri/penyerapan komponen lokal) bukan dari kepemilikan," tambah Yannes.

Sedangkan untuk Esemka yang ada saat ini, murni industri yang artinya sudah tidak terlalu memiliki unsur nasionalisme.



"Lalu hilang lagi, tiba-tiba kemarin muncul lagi. Saat muncul karena dunia digital ini sangat terbuka, dengan brand yang sama ternyata kontennya itu sama seperti Changan dan Foday dan ini barangnya sama persis," kata Yannes.

"Karena ini jadi pro dan kontra, sehingga mereka jumpa pers dan mengatakan ini bukan kendaraan nasional. Tapi semangat kita sebenarnya ingin kendaraan nasional. Dan ini menjadi polemik saat ini. Dan ini jadi industri biasa aja (sama seperti mobil lainnya bukan mobil nasional-Red). Jadi ini bukan bicara spirit untuk memiliki mobil nasional atau milik bangsa lagi," ujarnya.


Nilai Nasionalisme Esemka Dianggap Sudah Meluntur



(lth/rgr)

Hide Ads