Namun ada satu catatan penting yang sayang dilewatkan. Yakni mobil Esemka yang diperkenalkan sekarang dinilai sudah tidak memiliki semangat nasionalisme seperti Esemka yang dulu pertama kali diperkenalkan yang dirakit para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal itu disampaikan pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu, kepada detik.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Lalu Esemka menghilang, baru pada 2012 lalu keluar peraturan presiden keluar tentang LCGC yang wacananya diarahkan menjadi kendaraan nasional. Tapi konteksnya nasional pakai pendekatan industri dari TKDN (tingkat kandungan dalam negeri/penyerapan komponen lokal) bukan dari kepemilikan," tambah Yannes.
Sedangkan untuk Esemka yang ada saat ini, murni industri yang artinya sudah tidak terlalu memiliki unsur nasionalisme.
"Lalu hilang lagi, tiba-tiba kemarin muncul lagi. Saat muncul karena dunia digital ini sangat terbuka, dengan brand yang sama ternyata kontennya itu sama seperti Changan dan Foday dan ini barangnya sama persis," kata Yannes.
"Karena ini jadi pro dan kontra, sehingga mereka jumpa pers dan mengatakan ini bukan kendaraan nasional. Tapi semangat kita sebenarnya ingin kendaraan nasional. Dan ini menjadi polemik saat ini. Dan ini jadi industri biasa aja (sama seperti mobil lainnya bukan mobil nasional-Red). Jadi ini bukan bicara spirit untuk memiliki mobil nasional atau milik bangsa lagi," ujarnya.
(lth/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah