Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono mengatakan salah satu harapannya adalah agar PLN bisa memberikan insentif tarif listrik saat armada bus listriknya mengisi ulang baterai.
"Insentif lain terkait tarif listrik, kita inginkan tarif listrik curah yang bisa berlaku lebih murah. Saat ini memang sudah ada tarif pada malam hari yang lebih murah, tapi kita harapkan kalau ini berlaku secara luas atau khusus kendaraan listrik angkutan umum," ujar Agung di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab implementasi bus listrik nantinya TransJakarta akan bekerja sama dengan operator untuk mengoperasikan bus listrik. Sementara operator akan membeli bus langsung dari Agen Pemegang Merk.
"Pasokan listrik Jawa-Bali sudah berlebih, apalagi di malam hari ketika aktivitas bisnis dan industri tidak berjalan maka supply berlebih. Pembangkit listrik apakah itu PLT batu bara dia tetap produksi, asap tetap keluar tapi tidak diserap, karena hanya rumah tangga yang menggunakan," sambung Agung.
"Biarkanlah bus-bus kami yang parkir di pool di malam hari menyerap itu semua dengan biaya serendah-rendahnya. Kalau bisa biaya produksi aja pak, 700 perak per Kwh," tuturnya.
Penyedia transportasi menjadi salah satu perusahaan bus yang menyambut positif percepatan kendaraan listrik. Bahkan sejak Mei lalu, perusahaan pelat merah tersebut telah menguji bus listrik BYD untuk digunakan di sekitar kawasan wisata dan jalan raya. TransJakarta berminat menambah lagi unit bus listrik untuk tes jalan, sehingga jumlahnya menjadi 10 unit pada 2020 nanti.
(riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar