Soal Mobil Listrik, Indonesia Jangan Cuma Jadi Pasar

Soal Mobil Listrik, Indonesia Jangan Cuma Jadi Pasar

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 30 Agu 2019 10:44 WIB
Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta - Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fary Djemy Francis mendukung upaya pemerintah dalam hal mendorong elektrifikasi kendaraan. Ia menyarankan agar pemerintah tidak terkecoh dengan investasi, namun tidak membangun industri dalam negeri.

Khususnya terkait Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Fary menyebut sesuai kunjungan kerja di China, regulasi diharapkan juga mampu menyedot penggunaan kandungan lokal dalam negeri.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa mobil listrik di China menjadi sangat berkembang bahkan menjadi negara terbesar dalam memproduksi dan menjual mobil listrik, karena ada dukungan pemerintah dalam bentuk insentif tepat sasaran dalam industri mobil listrik, baik industri komponen dan pembangunan infrastruktur," ujar Fary dalam Forum Perhubungan yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan di Hotel Harris Vertue, Harmoni, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Fary menyebut insentif yang diberikan pemerintah bisa bersikap waspada dan tegas. Kata dia, jangan sampai pemenuhan impor untuk komponen mobil listrik justru membuat penggunaan bahan baku lokal menjadi lemah.



"Misalkan ada investor asing dalam membangun industri pabrik di Indonesia, namun kesepakatan yang disetujui bahkan mengecohkan. Ada beberapa contoh misalnya kita membuat komitmen melakukan dalam ekspor dengan syarat mengimpor barang pendukung di negara investor negara yang cukup tinggi. Sehingga Indonesia hanya untuk perakitan yang minim, nilai tambah sedikit, hal ini jadi tidak membangun industri dalam negeri," jelasnya.

"Yang terakhir yang ingin kami sampaikan dari hasil kunjungan kami tersebut, Indonesia selaku tuan rumah semestinya tidak hanya menjadi target pasar, melainkan harus masuk ke tataran riset untuk merakit hingga memproduksi," pungkasnya.


(riar/rgr)

Hide Ads