"Kami tekankan, ini bukan soal china atau tidak. Kami lebih ke, menetapkan standar- standarnya agar kualitas terjaga gimana," kata Agung kepada wartawan, di 'Forum Perhubungan' yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan di Hotel Harris Vertu, Harmoni, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merek-merek tersebut antara lain, BYD, Skywell, ZTE, Zhong Thong Bus, Ashok Leyland, Sunwin, Wineway, dan Kinglong. Selain itu, ada beberapa penyedia lain yang juga masuk penjajakan seperti MAB, Mitsui, ITB, dan RAC. Agung mengatakan TransJakarta tidak akan membatasi merek bus listrik tersebut.
Sebelumnya saat peresmian kerja sama bus Transjakarta dengan BYD, Agung juga menyatakan keyakinannya terhadap merek China, kendati sebelumnya Transjakarta pernah gagal saat mengoperasikan Zhong Tong bus.
"Kekhawatiran brand apapun bisa saja ada. Tapi untuk ini (BYD) saya melihatnya berbeda," terang Agung kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Salah satu alasan yang membuat TransJakarta yakin dengan BYD adalah karena perusahaan ini sudah dipercaya di negara asalnya, dan sudah dipercaya di puluhan negara lainnya.
![]() |
Ini sudah ada di 50 negara. Dan sudah ada 50 ribu (unit). Bus ini juga sudah banyak beredar di kota Shenzhen, dengan 16.000 unit," katanya lagi.
Ditambahkan Agung, TransJakarta bersama pemerintah tidak lagi memandang brand karena asalnya. Melainkan karena kualitas dan harga produk yang kompetitif.
"Kalau mau bicara kegagalan, Zhongtong pernah terbakar, Hino Jepang pernah juga kebakar. Jadi terbakar bisa terjadi di brand apa pun. Yang terjadi bukan isu negaranya. Tapi soal bagaimana secara pabrikan juga menyiapkan diri," kata Agung.
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?