TJ Uji Coba Pakai Bus Listrik China, Dirut: Bukan Soal China-nya

TJ Uji Coba Pakai Bus Listrik China, Dirut: Bukan Soal China-nya

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 29 Agu 2019 21:01 WIB
Bus Listrik TransJakarta Foto: Adhi Indra Prasetya/detikcom
Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono, menegaskan bahwa tidak menjadi soal bus listrik yang diujicoba TransJakarta berasal dari China. Untuk diketahui, pada periode Mei-Juni dan bulan Agustus ini, TransJakarta telah menguji bus listrik BYD buatan China, di kawasan wisata dan jalan raya.

"Kami tekankan, ini bukan soal china atau tidak. Kami lebih ke, menetapkan standar- standarnya agar kualitas terjaga gimana," kata Agung kepada wartawan, di 'Forum Perhubungan' yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan di Hotel Harris Vertu, Harmoni, Jakarta, Kamis (29/8/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga 2020 nanti, TransJakarta memiliki rencana menambah terus bus listrik untuk uji coba jalan. Setidaknya, akan ada 10 unit bus listrik yang akan dilibatkan. Dan yang menarik, sebagian besar merek yang akan dijajaki adalah merek bus buatan China.

Merek-merek tersebut antara lain, BYD, Skywell, ZTE, Zhong Thong Bus, Ashok Leyland, Sunwin, Wineway, dan Kinglong. Selain itu, ada beberapa penyedia lain yang juga masuk penjajakan seperti MAB, Mitsui, ITB, dan RAC. Agung mengatakan TransJakarta tidak akan membatasi merek bus listrik tersebut.

Sebelumnya saat peresmian kerja sama bus Transjakarta dengan BYD, Agung juga menyatakan keyakinannya terhadap merek China, kendati sebelumnya Transjakarta pernah gagal saat mengoperasikan Zhong Tong bus.

"Kekhawatiran brand apapun bisa saja ada. Tapi untuk ini (BYD) saya melihatnya berbeda," terang Agung kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Salah satu alasan yang membuat TransJakarta yakin dengan BYD adalah karena perusahaan ini sudah dipercaya di negara asalnya, dan sudah dipercaya di puluhan negara lainnya.

Bus Listrik TransJakartaBus Listrik TransJakarta Foto: Gubernur Anies Baswedan menguji coba bus Transjakarta listrik merek BYD, buatan China. (Fida Ul Haq/detikcom)


Ini sudah ada di 50 negara. Dan sudah ada 50 ribu (unit). Bus ini juga sudah banyak beredar di kota Shenzhen, dengan 16.000 unit," katanya lagi.

Ditambahkan Agung, TransJakarta bersama pemerintah tidak lagi memandang brand karena asalnya. Melainkan karena kualitas dan harga produk yang kompetitif.

"Kalau mau bicara kegagalan, Zhongtong pernah terbakar, Hino Jepang pernah juga kebakar. Jadi terbakar bisa terjadi di brand apa pun. Yang terjadi bukan isu negaranya. Tapi soal bagaimana secara pabrikan juga menyiapkan diri," kata Agung.


(lua/ddn)

Hide Ads