Sebelumnya, penerapan ini pernah berlaku saat Jakarta menjadi tuan rumah perhelatan Asian Games 2018. Berangkat dari hal tersebut, BPTJ menilai perluasan ganjil-genap selama 15 jam dinilai efektif.
"Jadi saya sampaikan yang pertama bahwa kondisi lalu lintas di Jabotabek mengalami penurunan," ujar Bambang kepada detikcom, Rabu (10/07/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, polusi udara yang menghantui Jakarta menjadi satu faktor lain perluasan ganjil-genap. Bambang mengatakan agar masyarakat segera beralih ke transportasi umum.
"Kemudian yang kedua baru-baru ini kan dinilai dari dunia bahwa kita kota terjelek dengan tingkat polusi yang sangat tinggi," tambah Bambang.
Bambang mengatakan ganjil-genap Asian Games 2018 merupakan suatu acuan.
Sebagai pengingat, saat Asian Games 2018 kebijakan ganjil-genap berlangsung selama 15 jam yakni mulai pukul 06.00-21.00. Hasil Kemenhub dan instansi terkait mendapatkan perubahan kecepatan rata-rata lalu lintas mengalami peningkatan sebesar 44,08 persen.
Pun rasio perbandingan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan mengalami penurunan sebesar 20,37% persen dan kualitas lingkungan dengan perubahan emisi CO2 mengalami penurunan sebesar 20,30% persen.
"Kemudian yang ketiga adalah kita dulu kan pernah melakukan rekayasa lalu lintas pada saat Asian Games, pada saat Asian Games relatif masyarakat happy, sukses dengan kondisi lalu lintas seperti itu," jelas Bambang.
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?