Dijelaskan Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, saat ini bus-bus yang menjadi angkutan lebaran 2019, melakukan servis ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sani, bus-bus yang menjadi 'tenaga kerja' saat momen lebaran kemarin sudah direncanakan agar bisa bertahan selama dua minggu tanpa servis ringan.
"Sebelum masuk jadi angkutan lebaran, kita sudah prepare bus itu dua minggu supaya tidak ada perawatan. Dalam arti preventif maintenance ya. Mulai dari oli, ban, filter oli, kita melakukan pengecekan dan penggantian bila perlu," terang Sani.
Dijelaskan Sani, periode perawatan berkala bus itu dilakukan setiap interval 15.000 km.
"Dalam seharinya bus kami PP Jakarta-Solo itu bisa menempuh jarak sampai 1.600 km. Nah, kalau bus ini beroperasi dari dari H-7 sampai H+7, bisa dikira - kira kapan harus servis," terangnya.
Ada tiga komponen bus yang biasanya diganti saat periode perawatan berkala ini. Mulai oli mesin, filter oli, hingga filter solar.
"Per bus kapasitas oli mesinnya beda-beda. Mercedes-Benz ada yang 22 liter, ada yang 28 liter. Ada juga Hino 16 liter. Per liter oli harganya mulai Rp 33 ribu sampai Rp 40 ribu. Dan Kita pakai oli semi sintetik di bus. Oli ini bisa dipakai mencapai 15.000 km sampai 20.000 km," kata Sani.
"Perawatan rutin ganti oli engine, filter oli, filter solar, dan cek filter udara. Untuk biaya servis dan mengganti komponen-komponen tersebut biayanya sekitar Rp 3 juta," pungkasnya. (lua/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah