Meski tujuannya untuk memperlancar arus kendaraan menuju Jawa Tengah, para pelaku bisnis, khususnya dari Perusahaan Otobus menilai rencana ini akan merugikan dunia usaha. Menurut Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) kebijakan one way ini akan populer di kalangan para pemudik, tetapi mengabaikan situasi dan kondisi pelaku usaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membuat Tol Trans Jawa searah hingga 223 Km seperti diungkapkan Badan Pengatur Jalan Tol, akan membuat penumpang bus harus menunggu bus mereka menuju kampung halamannya," tulis IPOMI dalam keterangan resminya, kepada detikcom, Senin (13/5/2019).
IPOMI menilai kebijakan ini kurang menguntungkan bagi pelaku usaha transportasi bus, karena akan membuat bus yang menuju Jakarta akan terhambat dan terlambat datang.
Baca juga: Bus Tua Tinggal Kenangan |
"Ini akan membuat angkutan bus menjadi tidak kompetitif. Sedangkan di beberapa titik, penyebab kemacetan sendiri tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Padahal akar masalah kemacetan adalah karena volume kendaraan yang tinggi, dan bagaimana mengurangi volume kendaraan pribadi yang tinggi sampai saat ini belum terlihat nyata," lanjutnya.
"Pelanggaran pengendara yang kerap memarkirkan kendaraannya di sembarangan tempat dan membuat kemacetan juga tidak pernah diganjar tilang sesuai dengan peraturan yang berlaku, tidak ada efek jera, yang ada pembiaran dan kejadian ini terus berulang dengan alasan, kondisi mudik lebaran," pungkasnya. (lua/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP