Honda sendiri mengakalinya dengan menutup pabrik perakitan Swindon. Selain itu mereka juga berencana untuk mengurangi biaya produksi secara global sebesar 10 persen pada tahun 2025 dibandingkan dengan 2018.
Selain strategi ini, platform baru Honda Architecture seperti Toyota New Global Architecture (TNGA) milik Toyota dipercaya akan berkontribusi juga memangkas biaya dan waktu pengembangan. Chief Executive Officer Honda, Takahiro Hachigo mengharapkan platform modular ini mampu mengurangi jumlah total variasi pada trim dan tingkat opsi untuk model global menjadi sepertiganya saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyederhanaan ini melalui Honda Architecture juga mampu memangkas 30% lebih sedikit waktu kerja pengembangan produk. Pembuat mobil dari Jepang ingin mengalokasikan sisa waktu itu ke dalam penelitian dan pengembangan bidang yang paling penting untuk saat ini mengingat Honda sedang mempercepat program kendaraan listrik.
Tidak kurang dari dua pertiga dari penjualan global diharapkan akan dialiri listrik pada tahun 2030 dan Honda e akan menjadi ujung tombak revolusi listrik. Honda Clarity sebagai contoh, telah menuai sukses dengan harga USD 33.400 untuk hybrid plug-in.
Baca juga: Honda Beri Nama Mobil Listrik Mungilnya 'e' |
"Kami akan memperluas penerapan sistem hibrida dua-motor kami ke seluruh jajaran kendaraan Honda," kata Hachigo.
Sistem hibrida dua-motor ini juga telah dikembangkan untuk generasi selanjutnya melalui hatchback subkompak Jazz.
Simak Juga "BPPT Luncurkan Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik":
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?