Memiliki keterbatasan tidaklah hambatan atau alasan untuk menyerah mencapai satu tujuan. Hal ini yang diyakini oleh Suwanto yang telah mendapatkan sertifikasi bengkel motor yang khusus memodifikasi motor untuk mempermudah penyandang disabilitas mengendarainya.
Mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan startup paling inspiratif di Indonesia Startup Summit di Kemayoran, Jakarta Pusat, Suwanto dengan Compac Motors-nya telah memberikan harapan pada sejumlah penyandang disabilitas agar mereka bisa menunggangi motor.
![]() |
Suwanto menceritakan bahwa ia tidak mau penyandang disabilitas dipandang sebagai orang yang selalu butuh bantuan, dari sana lah motivasi dia untuk menghasilkan motor dengan roda tiga tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seorang disabilitas selalu butuh bantuan orang lain, kemana-mana harus diantar, bahkan fasilitas umum pun belum tentu sesuai dan gampang untuk kita. Selanjutnya saya membuat roda tiga sendiri pada tahun 2006. Setelah itu saya merasa terbantu sekali dan saya bisa mandiri nggak perlu pertolongan dari adik atau keluarga untuk pergi kemanapun," kenang Suwanto.
Dari sana, beberapa teman Suwanto pun mulai meminta untuk dibuatkan motor serupa hingga berujung semakin banyaknya permintaan yang memberikannya penghasilan. "Terus ngumpul sama temen-temen ada yang minta dibuatkan juga lalu dari sana makin banyak permintaan. Sekarang dalam sebulan bisa 2 sampai 3 motor," lanjut Suwanto.
Saat ini bengkel Suwanto sudah menjadi nama sebuah perusahaan komersil dengan bantuan kucuran dana dari program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Dana tersebut akan melegalkan usaha Suwanti dan membuat produk yang bersertifikasi. Dengan demikian produk Suwanto akan semakin mudah dipasarkan dan diterima oleh masyarakat.
Suwanto sendiri dibimbing oleh Universitas Diponegoro untuk mendapatkan kepercayaan PPBT. Huda salah satu mahasiswa Undip yang mendampingi Suwanto pada acara tersebut yakin dengan bantuan dana sebesar Rp 456 juta dapat mengembangkan usaha Suwanto.
"PPBT ini membantu kita untuk membuat perusahaan menjadi legal, melegalkan itu mahal di sisi lain produk kita juga bersertifikasi. Dengan adanya pendanaan kita bisa dapatkan sertifikasi supaya diterima di seluruh Indonesia. Pendanaan mulai masuk tahun 2019 ini sebesar Rp 456 juta," ungkap Huda.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah