Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Menurut polisi, penyebabnya karena korban mengantuk dan lelah.
Dari kecelakaan ini, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik agar tidak terulang kejadian serupa. Andry Berlianto, instruktur safety riding RDL mengatakan mengendarai sepeda motor membutuhkan konsentrasi yang teramat tinggi. Berkendara itu adalah 100% full time job sehingga tidak ada toleransi karena nyawa taruhannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengendara sebaiknya memperhitungkan tingkat kelelahan. Jika memang lelah dan mengantuk, bersikap bijaklah untuk menunda perjalanan.
"Saat lelah maka mata dan tubuh sulit bereaksi (cenderung tidak bisa bereaksi cepat) karena sudah sepersekian detik gerakan tanpa kontrol," sebut Andry.
Misalnya, pada kecepatan 60 km/jam pengendara mengantuk atau hilang kesadaran, maka kendaraan bergerak tanpa kendali sejauh 17 meter per detik. "Ini risiko berbahaya," tegas Andry.
Selain itu, pengendara harus menggunakan safety gear secara ideal. Dengan menggunakan safety gear lengkap, potensi luka pada tubuh seharusnya bisa direduksi meski tidak 100 persen.
"Faktor manusia berperan dominan dalam sebuah kasus kecelakaan dibanding faktor kendaraan dan faktor lingkungan. Faktor kabel baja bisa jadi kajian utama pemerintah daerah untuk mengantisipasi hal-hal serupa dalam sebuah insiden kecelakaan," tutup Andry.
Sementara itu, berdasarkan olah TKP, tidak ditemukan jejak bekas pengereman. "Yang bersangkutan tidak sempat melakukan pengereman," kata Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Sutomo saat dihubungi detikcom, Rabu (10/4/2019).
Sutomo mengatakan, korban memacu motor Honda Vario bernopol B-3678-ENU dengan kecepatan tinggi. Lokasi kecelakaan sendiri memang ada di jalur cepat.
"TKP laka (kecelakaan) di jalur cepat, jalur yang dilarang untuk roda dua, kecepatan korban di atas 40 Km/Jam," jelasnya.
Motor korban menyenggol beton median jalan hingga kehilangan kendali. Korban kemudian terpelanting dan tubuhnya terhempas di atas pagar kawat sling baja hingga kepalanya putus.
"(Penyebabnya) ngantuk dan lelah," ucapnya.
Diketahui, Ita pada Senin (7/4) pukul 05.40 WIB itu baru pulang kerja dari Jakarta. Polisi mendapatkan CCTV yang merekam detik-detik kecelakaan itu.
Dari hasil olah TKP, keterangan saksi dan pemeriksaan CCTV, polisi menyimpulkan Ita tewas karena kecelakaan tunggal. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah