Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Hendrik Wiradjaja mengaku saat ini masih melakukan studi untuk SUV berkapasitas lima penumpang tersebut.
Ia pun menguraikan beberapa halangan yang membuat Hyundai enggan untuk mendatangkan Hyundai Creta ke Indonesia. Hal ini berkaitan dengan aturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dibagi berdasarkan jenis kendaraan, kapasitas mesin, serta sistem penggerak roda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Uji Tabrak, Hyundai Creta Dapat 4 Bintang |
"Kedua, karena didatangkan dari India, dia dikenakan biaya tarif impor, India ASEAN Free Trade Area, berbeda dengan Thailand nol persen. India kena 5 persenan, jadi kembali lebih mahal lagi, sejauh ini kami belum berencana memasukkan Creta dengan kapasitas 1.6 dari India," tambah Hendrik.
"Dua faktor ini saja bisa menjadi rintangan yang menjadi pertimbangan," jelas Hendrik.
Untuk diketahui SUV dengan kapasitas di bawah 1.500 cc pajak yang dikenakan sebesar 10 persen, kapasitas mesin 1.500-2.500 cc sebesar 20 persen, kapasitas mesin 2.500-3.000 cc sebesar 40 persen, dan kapasitas mesin di atas 3.000 cc pajak yang dikenakan 125 persen.
Hendrik kemudian menyoroti bahwa Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mengubah skema Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di sektor industri otomotif. Nantinya, aturan PPnBM tak menghitung kapasitas mesin lagi, melainkan dari sisi efisiensi dengan semakin rendah emisi maka semakin rendah pula tarif pajaknya.
"Yang sedang kami lakukan adalah studi, membuka kemungkinan, satu di mana low carbon emission akan berjalan. Dasar pengenaan tidak lagi berdasarkan cc tapi berdasarkan emisi gas buang. Kalau emisi gas buang baik kita akan masukan, karena akan bersaing," kata Hendrik.
"Kedua kita akan studi kemungkinan akan menggunakan mesin 1.500 cc," tutur Hendrik.
Lebih lanjut keinginan Hyundai Indonesia untuk bisa mewujudkan keinginannya memiliki produk di segmen mobil Low SUV lebih mudah terwujud apabila pabrik Hyundai Motor Company sudah rampung. Pun membuat harga jual semakin kompetitif.
"Bisa saja Creta diproduksi di sini, atau produk baru yang lebih cocok dengan market di Indonesia," kata Hendrik. (riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup
Ojol Demo Lagi, Perlu Ada Aplikasi Milik Negara biar Driver Sejahtera?
Viral Reaksi Valentino Rossi saat Marquez Jatuh