Ketiga mobil itu jadi pertimbangan karena banderolannya tak begitu jauh dari Honda Freed yang dihargai mulai dari Rp 250 juta sampai Rp 290 juta. Tetapi karena tak memiliki 'keistimewaan', HPM melunturkan rencana tersebut.
"Dahulu kami punya rencana untuk menggantikan Honda Freed (ekspor) dengan Mobilio, BR-V, plus HR-V. Karena kan dari segi harga, Freed berkisar di Rp 250-290 juta. Sedangkan ketiga mobil itu mulai Rp 150 juta sampai Rp 300 jutaan," ungkap Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy di Karawang, Jawa Barat, Selasa (26/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga pada akhirnya, secara cost tidak menguntungkan. Konsumen juga akan kecewa karena unitnya kecil, namun cost lebih mahal," ucap Jonfis.
Belum lagi di berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, atau Filipina, mobil keluarga Honda yang serupa sudah ada dan dirakit dalam negeri. Jadi lebih murah dibanding Mobilio, BR-V, maupun HR-V yang bakal didatangkan dari Indonesia.
"Masing-masing negara itu memiliki produksinya masing-masing. Kan komitmen Honda. Misalkan, kalau saya ada di negara Indonesia, saya mau ada produksi karena kan ini ada hubungan yang panjang seperti ke supplier, tenaga kerja, dan lain sebagainya," jelas Jonfis.
"Thailand, Malaysia, maupun Filipina pun ada produksinya (mobil keluarga Honda). Tapi khusus Brio, kali ini kita negara lead country. Kita bisa buktikan bahwa Brio itu bagus dan dari pengembangan produknya benar-benar disini. Jadi bisa dikatakan Brio itu mobil khusus Indonesia, dari Indonesia," lanjutnya.
Sehingga diputuskanlah Honda Brio yang maju untuk mengembangkan sayap Honda Indonesia di ranah internasional. Bukan Mobilio, BR-V, maupun HR-V. (ruk/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah