Alasannya, sebagaimana dikatakan Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, belum ada produk mobil Honda di dalam negeri yang memiliki karakteristik unik lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sewaktu itu kita punya rencana untuk ekspor mobil keluarga lainnya (Mobilio sampai BR-V). Namun setelah dianalisa, harga Freed kan berkisar di Rp 250 juta sampai hampir Rp 290 juta dengan dimensi yang besar. Kalau kita ekspor mobil tadi (mobil keluarga lainnya), itu tidak menguntungkan untuk mereka karena kecil dan cost-nya lebih besar," terang dia.
Maka dari itu, pihak HPM memutuskan untuk puasa ekspor mobil secara utuh atau CBU sampai lima tahun lamanya (2014 sampai 2019). Saat Brio generasi dua hadir di Indonesia dan mendapat respon sangat positif, barulah muncul keinginan untuk melakukan ekspor mobil kembali.
"Brio generasi kedua itu adalah mobil khusus Indonesia. Mulai dari pengembangan dan surveinya benar-benar dilakukan di sini sehingga muncullah bagasi yang lebih besar, lincah, dan sebagainya. Pada akhirnya, Indonesia memiliki mobil khusus, spesial. Yang bila Anda mau mobil ini, ya ke Indonesia," terang Jonfis.
Dirinya juga mengonfirmasi bahwa mobil keluarga Honda seperti Mobilio sudah ada di negara-negara tujuan seperti Thailand maupun Malaysia. Sehingga tak ada alasan bagi HPM untuk mengekspor mobil serupa.
"Kebijakan Honda kan seperti itu komitmennya, akan produksi mobil di negara-negara yang ditujunya. Dan Brio ini unik, sehingga bisa kita ekspor," lanjut Jonfis.
All New Brio bakal dikapalkan HPM ke Vietnam dan Thailand mulai hari ini. Pada rencana menengahnya, belum ada negara lain yang akan disasar. "Kita ingin fokus ke dua negara itu dahulu, setelah itu baru lihat permintaan pasar lagi," kata Jonfis. (ruk/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Harga Mobil China Ramai-Ramai Turun, Nilai Jual Jadi Anjlok?