Honda Masih Pikir-Pikir Ekspor ke Australia

Honda Masih Pikir-Pikir Ekspor ke Australia

Ruly Kurniawan - detikOto
Kamis, 21 Mar 2019 08:57 WIB
Honda Brio bakal diekspor. Foto: Dok. Honda Prospect Motor
Bogor - Keran jangkauan ekspor pada sektor otomotif kian terbuka deras. Yang terbaru adalah kemudahan Indonesia lakukan ekspor mobil ke Australia. Berdasarkan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), tarif preferensi ekspor bisa 0 persen.

Namun hal ini tak lantas membuat pelaku otomotif dalam negeri langsung melakukan penjajakan ke sana. Selain segmentasi dan preferensi pasar yang berbeda, Australia memiliki kebijakan yang lebih ketat dibanding Indonesia.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, di Australia paling laris adalah mobil berjenis sedan dan SUV (Sport Utilize Vehicle). Sedangkan di Indonesia, pasar paling besar berada di mobil MPV (Multi Purpose Vehicle) dan juga hatchback serta SUV (sedang berkembang).

"Seperti Honda Civic, itu masuk ke sana. Sedan dan SUV sih, karena tren global ke sana arahnya," ucap Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/3/2019).

"Selain itu, di Australia juga ada beberapa kebijakan yang lebih ketat seperti ada ANCAP (Australasian New Car Assessment Program atau uji tabrak khusus negara Australia)," lanjutnya.

Sehingga, kata Jonfis lagi, untuk saat ini Honda Indonesia belum berniat mengapalkan mobil rakitan dalam negerinya ke Negeri Kangguru tersebut.



"Sekarang untuk pasar Australia kami belum dulu. Belum studi. Masih dipasok oleh Thailand (Honda Thailand). Kami fokus ke Vietnam dan Filipina dahulu," tegasnya.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam siaran resminya menyatakan bahwa dengan adanya skema Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) baru dan juga IA-CEPA memungkinkan Indonesia jadi pemain utama di Australia. Mengingat potensi produsen otomotif di Indonesia yang berkembang pesat dan juga kesamaan beberapa segmentasi pasarnya.

"Dengan demikian, potensi pasar otomotif di Australia sebesar 1,1 juta sudah terbuka bagi produsen Indonesia," ungkap Airlangga mengacu data perkembangan industri otomotif Australia dalam sepuluh tahun terakhir.

Diketahui juga, Australia kini tak memiliki pabrik mobil. Untuk memenuhi kebutuhan kendaraan roda empatnya selama ini mengandalkan impor dari beberapa negara seperti Thailand, Jepang, China, dan India.

Berdasarkan tipe permintaan mobil di Australia, mobil penumpang dengan tipe Sport Utility Vehicle (SUV) tiap tahun bisa mencapai 70 persen dari total pasarnya. Sedangkan mobil penumpang terlarisnya kerap kali diisi jenis mobil sedan ataupun crossover. (ruk/rgr)

Hide Ads