Merasa Mampu Kerja, Montir Difabel di Maros Ogah Diajak Ngemis

Merasa Mampu Kerja, Montir Difabel di Maros Ogah Diajak Ngemis

M Bakrie - detikOto
Rabu, 13 Mar 2019 14:42 WIB
Zulkifli, Montir Difabel Asal Maros yang Pantang Menyerah. Foto: M Bakrie/detikcom
Maros - Zulkifli (28), warga Jalan Perhubungan, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Maros, Sulawesi Selatan, tetap semangat menjalani aktivitasnya meski terlahir dengan kondisi lumpuh. Zul menjadi montir motor dan sepeda di bengkel kecil miliknya.

Zul meneruskan usaha mendiang ayahnya untuk membantu membiayai ibunya. Keahlian menjadi montir ia dapat dari sang ayah.

Karena kondisinya, banyak yang merasa iba dan memberikan uang cuma-cuma untuknya. Hanya saja, Zul selalu menolak pemberian cuma-cuma itu sebelum ia mengerjakan sesuatu dari mereka. Ia sangat pantang menerima pemberian sebelum ia bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Ada juga orang datang yang malah tawari saya jadi pengemis biar banyak penghasilan, tapi saya tolak dan marah karena saya merasa masih mampu bekerja. Yang saya kerjakan itu, mulai dari tambal ban motor sampai reparasi sepeda anak-anak," kata Zul saat ditemui, Rabu (13/03/2019).

Penghasilan Zul menjadi montir memang tidak seberapa, dalam sehari, maksimal ia bisa mendapatkan uang Rp 60 ribu. Tapi terkadang, ia juga tidak mendapat apa-apa karena sepi pelanggan. Uang itupun ia berikan ke Ibunya, sisanya buat modal usaha dan kebutuhan sehari-harinya.

"Paling banyak itu Rp 60 ribu, tapi juga kadang tidak ada. Namanya usaha begini. Misalnya dapat Rp 15 ribu, saya simpan itu Rp 10 ribu, sisanya buat ibu saya. Untuk saya juga ini saya simpan buat modal saya beli alat," paparnya.

Zul mengaku, saat ini kesulitan mengembangkan usahanya karena keterbatasan modal. Beruntung, ada orang yang pernah memberikannya kompresor bekas yang ia perbaiki dan dipergunakan di bengkelnya. Hanya saja, untuk kebutuhan barang lain, seperti oli dan kunci-kunci, tak bisa ia beli.

"Banyak orang yang mau minta ganti oli tapi karena tidak disiapkan ya tidak jadi. Dia kesulitan memang untuk modal. Padahal kalau itu ada, bengkelnya bisa lebih ramai dan pasti juga bisa banyak penghasilan tambahan," kata kakaknya, Astuti.



Selain montir, Zul juga sering membeli sepeda rusak dari pemulung. Sepeda itu ia perbaiki dan ia rakit kembali untuk ia jual. Dari situ, Zul bisa mendapat keuntungan yang cukup lumayan. Uangnya pun ia simpan untuk membeli kursi roda.

"Dia sangat ingin beli kursi roda untuk dia pakai ke masjid salat Jumat. Kalau untuk di rumah memang dia sudah biasa merangkak begitu. Kami juga sering bantu, tapi karena kami juga penghasilan kami terbatas," lanjutnya.

Semangat perjuangan hidup Zulkifli ini, tentunya patut dijadikan inspirasi dalam menjalani hidup. Di tengah keterbatasan fisik, ia pantang menyerah dengan terus bekerja keras. Baginya, hidup ini adalah perjuangan yang harus terus disyukuri sebagai kehendak Tuhan. (rgr/ddn)

Hide Ads