Tenaga Wuling Almaz Belum Sebesar Honda CR-V, Penjualan Mobilio Kian Memble

Berita Terpopuler

Tenaga Wuling Almaz Belum Sebesar Honda CR-V, Penjualan Mobilio Kian Memble

Ruly Kurniawan - detikOto
Jumat, 01 Mar 2019 07:56 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Wuling Motors (Wuling) selaku pabrikan otomotif asal China terus membuktikan keseriusannya garap pasar nasional. Setelah mengeluarkan mobil keluarga berharga miring, kini mereka keluarkan sebuah SUV penantang Honda CR-V, Wuling Almaz. Berbagai hal mulai dari banderolan dan juga tenaga mobil tersebut pun menarik untuk dibahas, terlebih bila dibandingkan dengan Honda CR-V secara langsung.

Beralih ke mobil keluarga, selama tahun 2018 Honda mencatat ada penurunan penjualan di Mobilio. Namun pihak Honda prospect Motor (HPM) tidak cemas, sebab penurunan yang terjadi dinilai masih wajar saja. Hal itu karena banyaknya pendatang baru atau mobil-mobil baru. Berikut berita terpopuler selengkapnya!


Sama-sama Pakai Turbo, Tenaga Wuling Almaz Tak Sebesar Honda CR-V

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wuling Motors (Wuling) kembali menunjukkan keseriusannya garap pasar nasional. Kali ini, pabrikan dari China tersebut datang dengan sebuah SUV bermesin turbo yang dinamakan Almaz.

Mobil 5-penumpang ini disebut akan jadi salah satu saingan terberat Honda CR-V. Sama-sama gunakan turbo dan bermesin 1.500cc, ternyata tenaga Almaz belum terlalu besar bila dibandingkan mobil dari Jepang itu.

Honda CR-V 1.500cc turbo mampu menghasilkan tenaga setara dengan 190 PS atau 187,4 daya kuda. Sedangkan torsinya mencapai 240 Nm pada rpm 2.000-5.000.

Sementara Wuling Almaz, dengan mesin empat silinder DOHC DVVT yang ditambahkan turbo, mobil hanya memiliki tenaga 140 daya kuda dengan torsi 250 Nm pada rpm 1.600-3.600.

Tenaga Almaz juga kalah bila dibandingkan dengan SUV dari China lainnya yang lebih dulu menantang CR-V, DFSK Glory 580. Berdasarkan spesifikasi pabrikan, mobil 1.500cc turbo tersebut bisa menghasilkan 150 daya kuda dengan torsi 220 Nm pada rpm 1.800-4.000.

Ketiga mobil itu kompak sudah menyematkan sistem transmisi CVT.



Wuling Almaz Masih Kalah Murah dari DFSK Glory 580


Sama-sama berasal dari China yang terkenal akan harga miringnya, SUV baru dari Wuling belum lebih murah dari DFSK Glory 580. Selisih banderolan mereka terpaut sekitar Rp 10 jutaan.

Bila dibandingkan, keduanya memiliki fitur unggulan masing-masing dengan mesin 1.500cc turbo. Misalnya, DFSK Glory 580 dengan kamera perekam perjalanan dan Wuling Almaz beserta head unit canggihnya.

Kedua SUV baru dari China ini disebut akan menantang pemain lamanya dari Jepang, Honda CR-V. Apalagi spesifikasi mesin mereka sama.

Mengutip dari situs resminya masing-masing, Wuling Almaz dengan satu varian dibanderol Rp 318,8 juta sedangkan DFSK Glory 580 lebih murah Rp 10,8 juta dengan banderolan Rp 245,9 juta.

Namun dari segi mesin berbeda dengan varian termahalnya yaitu 1.800cc tanpa turbo. Sedangkan Glory 580 yang telah mengusung turbo paling murah dibanderol Rp 295 juta.

Untuk Honda CR-V turbo sendiri, dengan menawarkan dua varian mobil dibanderol Rp 518,5 juta dan versi murahnya Rp 478,5 juta.



Penjualan Honda Mobilio Memble, Ini Kata Honda

Beranjak ke mobil keluarga, Honda mencatat selama tahun 2018 Mobilio mengalami penurunan. Berdasarkan data penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) yang dihimpun dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Honda hanya mampu mengungguli Wuling Confero dengan selisih 12.499 unit/tahun (mobilio 23.561 unit di 2018).

Padahal, tahun sebelumnya yakni 2017 dan 2016, Mobilio mampu terjual masing-masing hingga 35.430 unit dan 39.482 unit. Menanggapi hal itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen pemegang merek Honda di Indonesia masih santai saja

"Ini kan satu keluarga (platform Mobilio, BR-V, dan Brio). Kalau salah satu produk itu turun, dikompensasi satu lagi jadi masih oke, lah. 10.000 unit satu bulan masih baik untuk satu platform itu," ujarnya di Ancol, Jakarta, kemarin, Rabu (27/2/2019).

"Sekarang kan memang jadi tren multiplatform sebab lebih efisien. Karena kalau satu saja itu bahaya. Konsumen juga bisa enjoy karena parts bisa murah, berdampak juga pada servis," lanjut Jonfis.

Pada kesempatan sama, ia juga melihat penurunan penjualan Mobilio karena makin banyak produk baru wajar-wajar saja. "Karena kan sekarang kita bukan leader untuk konsumen trend seeker lagi, itu sudah empat tahun lalu. Nanti mungkin beberapa tahun ke depan yang baru-baru saat ini juga akan mengalami hal sama," kata Jonfis.



(ruk/ddn)

Hide Ads