Lantas, apakah hal tersebut berdampak pada kendaraannya mobil pikap yakni Daihatsu Hi-Max? Menanggapi hal ini, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra sepertinya tidak menampiknya. Namun bukan berarti pikap tersebut berhenti untuk dipasarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita masih produksi, tapi tidak banyak memang, 20 sampai 30 unitan. Kita masih jalankan dan belum ditutup. Produksinya juga on time, sekali produksi 100 baru nanti jualan," lanjut Amelia.
Hi-Max masih dipertahankan oleh pihak Daihatsu Indonesia karena walau tak banyak memakan pangsa pasar, namun peminatnya masih ada. Seperti perusahaan rokok yang membutuhkan bawa barangnya ke jalanan kecil.
"Walaupun tidak banyak tetapi kebutuhan mobil di jalan sempit ini ada. Paling banyak itu perusahaan rokok di kawasan Jakarta untuk bawa produknya ke jalanan kecil," tutupnya.
Perlu diketahui, ADM membanderol Hi-Max Rp 95 sampai Rp 103 jutaan. Mobil ini tergolong terjangkau karena kisaran harganya sekitar Low Cost Green Car (LCGC).
Efisiensi bahan bakarnya pun dinilai baik karena Hi-Max menggunakan mesin yang sama dengan Daihatsu Ayla, 1.000cc KR-DE DOHC. (ruk/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah