DFSK Glory 580 merupakan pemain baru di dunia otomotif Indonesia. Tak tanggung-tanggung mobil perdananya adalah SUV yang sekaligus menantang Honda CR-V 1.500cc turbo. Namanya menjadi penantang tentu ada penawaran berbeda yang diberikan DFSK agar konsumen Indonesia tertarik membeli Glory 580 dibandingkan Honda CR-V 1.500cc turbo.
Nah biar nggak penasaran, detikOto sempat nih menjajal DFSK Glory 580. Yuk simak apa saja kelebihan dan kekurangan pada SUV China ini!
1. Desain Eksterior
Foto: Lamhot Aritonang
|
Tampak empat garis dilapisi krom membentang di bagian grille depan. Lampu depan didesain mirip mata elang dilengkapi dengan Day Time Running Light (DRL). Lapisan krom tidak hanya membentang di bagian grille depan saja. Bagian belakang pun tak ketinggalan dari lapisan krom untuk menambah kesan mewah tepatnya di pintunya.
Namun ada kekurangannya nbih Otolovers terutama di bagian pintu. Dibutuhkan tenaga ekstra ketika menutup pintu agar rapat.
Roof spoiler juga dilengkapi high moon stop lamp plus ditambah antena bermodel shark fin biar kekinian.
2. Desain Interior
Foto: Lamhot Aritonang
|
Head unit menggunakan LCD berukuran 10 inchi sudah tersambung ke internet. Otolovers pun tak perlu takut merasa bosan ketika mengendarainya. Layar tersebut juga digunakan untuk menampilkan view dari kamera depan dan belakang mobil yang sangat berguna saat berkendara, khususnya ketika parkir.
Sensasi mewah tak habis sampai di situ. Sunroof yang biasanya tersemat pada mobil mewah, ada dalam Glory 580. Di dalam kabin pun terasa nyaman karena suara bising dari luar tidak terdengar karena kabin yang kedap.
"Untuk mengurangi tingkat kebisingan (NVH) kami merancang DFSK Glory 580 dengan berbagai upaya salah satunya memberikan 200 titik NVH yang bisa mereduksi suara sampai 38dB," kata Head of Product Plan Sokon Ricky Humisar beberapa waktu lalu.
3. Fitur-fitur
Foto: Ruly Kurniawan
|
4. Mesin dan Performa
Foto: Lamhot Aritonang
|
Namun sayangnya meski berbekal mesin turbo, mobil terasa kurang bertenaga. Pada jalanan yang membutuhkan kecepatan menengah, transmisi 'D' terasa lamban dan menahan embusan turbo di mobil, jadi kurang responsif. Padahal pedal gas sudah diinjak cukup dalam.
Maka, kalau keadaannya seperti itu ada baiknya Otolovers pakai saja yang transmisi 'S', karena pull gear terasa begitu rapat dan RPM-nya naik cukup cepat dibanding mode 'D'. Namun saat kondisi stop-and-go, mode 'S' masih cukup nyaman tapi sering kali lupa untuk menaikkan gigi sehingga lebih baik pindahkan saja ke 'D'. Itu karena perpindahan gigi di mode 'S' tidak otomatis.
Kemudian turbo lag juga cukup terasa. Misalnya mobil berhenti di lampu lalu lintas kemudian dijalankan kembali, mobil terasa kurang responsif.
5. Kesimpulan
Foto: Lamhot Aritonang
|
Kenyamanan laiknya mobil Eropa pun ada di dalam DFSK Glory 580. Namun sayang, meski ada embel-embel turbo mesin justru terasa kurang bertenaga karena turbo-lag.
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Viral Pengguna Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Segini Beda Penjualan Toyota Alphard vs Denza D9, Beda Jauh