Pameran IMX tidak hanya mengumpulkan para pelaku modifikasi di Indonesia, tetapi juga melibatkan industri komponen aftermarket, agen pemegang merek, juga melibatkan produk otomotif yang dibikin pemerintah seperti mobil desa AMMDes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Targetnya adalah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, sekaligus mampu membawa produk-produk asli Tanah Air ke kancah dunia," ujar Andre.
Menurut Andre, di tahun ketiga atau tahun keempat penyelenggaraan, IMX bisa jadi pameran modifikasi dan aftermarket terbesar di Asia Tenggara.
"Makanya saat ini kami terus mendorong dari industri pilar supaya bersatu dulu," terang Andre.
Dalam membangun kultur modifikasi dan aftermarket, Indonesia sendiri menurut Andre akan mengandalkan keterampilan tangan para modifikator Tanah Air untuk menjual hasil karyanya ke luar negeri.
"Seperti modifikasi headlamp, bikin bodykit mobil seperti Karma, terus cover mobil custom BitleBlack. Ini yang akan kami jual, sebab di Jepang belum ada yang bisa seperti ini. Dan lagi kalau misalnya turbo kit atau part engine yang dijual, mungkin mereka lebih canggih. Maka kita cari yang nggak ada di sana, dan kita bawa ke pameran modifikasi di luar negeri, seperti Jepang," terang Andre.
Berkaca dari penyelenggaran IMX 2018 kemarin, jangkauan pameran modifikasi Indonesia menurutnya sudah cukup terlihat.
"Jangkauan pengaruh sudah cukup besar sih. Kemarin di IMX 2017, ada yang datang dari India, Australia, Jepang, dan Malaysia," pungkas Andre.
Simak juga video saat Jejeran Mobil Kece di NAIAS 2019:
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat