Bahkan buat mobil listrik murni seperti Tesla, harga jualnya bisa mencapai miliaran rupiah. Padahal tidak dibutuhkan BBM berpuluh-puluh liter.
Ditambah lagi kalau mau mengisi ulang baterai di rumah, tentu ada daya tertentu agar listrik tak padam. Sedangkan infrastruktur pengecasan mobil listrik di Indonesia masih langka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu tentu memudahkan masyarakat saat akan mengisi baterai mobil listriknya.
"Sekarang udah ada fast charging, jadi misalnya kita bisa idekan barangkali dengan perda misalnya gubernur, walikota bisa mengatakan misalnya gedung perkantoran ada berapa lahan parkir satu persen siapkan untuk SPLU, hotel, shopping mall," ungkap Jongkie dalam tayangan Closing Bell CNBC beberapa hari lalu.
"Ini kan buat mereka sebagai pemilik gedung promosi, parkirlah di gedung saya karena ada charging atau belanja di tempat saya bisa charging, berkantorlah di kantor saya ada charging station," jelas Jongkie.
Ini bukanlah hal baru di dunia otomotif. Menurut Jongkie di negara-negara maju yang jumlah mobil listriknya sudah banyak telah menerapkan hal tersebut. (dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP