Ada DP Kendaraan 0%, Jakarta Makin Super Duper Macet?

Ada DP Kendaraan 0%, Jakarta Makin Super Duper Macet?

Ruly Kurniawan - detikOto
Jumat, 11 Jan 2019 18:40 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Dengan jumlah kendaraan saat ini, Indonesia mengalami kerugian akibat kemacetan mencapai triliunan rupiah per tahun. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu mengatakan, di Jabodetabek saja kerugian akibat kemacetan mencapai Rp 65 triliun setahunnya.

Lantas apakah dengan adanya kebijakan down payment (DP) Nol persen alias uang muka kredit motor dan mobil sebesar 0% yang mulai berlaku saat ini membuat Indonesia khususnya Jakarta makin macet dan merugi?

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiharto mengucapkan, hal itu sebenarnya tak semerta-merta berbanding lurus. Kemacetan yang berimbas pada kerugian negara, sebutnya, diakibatkan berbagai faktor salah satunya adalah semrawutnya infrastruktur jalan dan manajemen lalu lintas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kita sangat prihatin atas ini. Maka dari itu mari kita sama-sama benahkan. Kita perlu traffic management (manajemen lalu lintas) yang lebih baik, mempercepat pembangunan jalan seperti simpang susun dan transportasi umum, mempertegas masalah disiplin lalu lintas, serta perhatikan kelayakan jalan kendaraan," katanya dihubungi detikOto lewat sambungan telepon di Jakarta, Jumat (11/1/2019).


Lebih jelas, simpang susun yang dimaksud adalah ketersediaan fly over atau underpass. Sebab tak semua perempatan jalan dibutuhkan lampu lalu lintas saja.

"Memang, lampu lalu lintas dibutuhkan untuk mengatur jalan. Tapi bila kendaraan makin banyak, kita perlu flyover atau underpass untuk mengurai penumpukan," jelas Jongkie.

Sedangkan disiplin lalu lintas yang dimaksud ialah mengurangi angkutan umum (angkot) yang ngetem (karena menunggu penumpang). "Kelayakan kendaraan di jalan juga diperhatikan dan ditindak tegas. Contoh kalau kita dari Slipi mau ke Merak, itu kan tanjakannya tinggi. Di depan itu kadang-kadang ada truk jalannya 5 km/jam, tidak kuat nanjak karena overloading. Akibatnya terjadi kemacetan sampai grogol itu. Saya sering lewat sana soalnya," katanya lagi.


Jadi bukan serta-merta karena banyaknya jumlah kendaraan beredar saja (yang menyebabkan kemacetan). "Penyebab-penyebab kemacetan itulah yang harus kita benahi. Gaikindo juga ikut prihatin karena kerugian sampai Rp 65 triliun yang diungkapkan Presiden kemarin," lanjut Jongkie.

"Kami juga mengapresiasi kendaraan masal sekrang sudah mulai bagus, ada MRT, LRT, ada TransJakarta juga, dan lain-lain. Tapi ini juga harus diimbangi dengan traffic management yang baik tadi," tutupnya. (ruk/ddn)

Hide Ads