Kepada detikOto, ia bercerita awalnya mobil yang kini ia namakan 'Nemo' tersebut tidak ada yang mengurusnya. Mobil hanyalah sebuah barang rongsok yang terparkir sangat lama di gudang. Bahkan berbagai bengkel ogah untuk membongkarnya.
Baca juga: Hobi Mobil Klasik Tidak Mengenal Usia |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi, lanjutnya, suku cadang orisinil Morris sangat sulit di cari. Sekalinya dapat, harganya tidak tanggung-tanggung. "Mur saja nih, mas, sampai ratusan ribu. Itu untuk satu ban saja. Ampun deh," ujar Alle.
Baca juga: Mobil Klasik yang Ditaksir 'Suzzanna' |
"Ini ban dan persneling juga tidak ada yang jual sepertinya. Saya cari-cari tidak ketemu. Paling lewat situs jual-beli luar negeri," lanjutnya.
Untuk restorasi 'Nemo' hingga bisa digunakan sehari-hari, Alle harus rela mengeluarkan Rp 80 jutaan. Itu pun belum banyak yang digantinya seperti mesin, ban, logo, knock atau tombol fitur, dan lain sebagainya.
![]() |
Namun menariknya, Alle mengaku tidak kesulitan ketika harus membayar pajak si-'Nemo'. Sebab, pajak kendaraan yang dikenakan hanyalan Rp 200 ribu.
"Ini pajaknya Rp 200 ribu saja. Tapi yah begitu, tidak bisa dipakai jarak jauh. Panas banget dan kecepatan maksimumnya hanya 100 km/jam. Lebih dari itu takut bermasalah kaki-kakinya karena masih orisinil (masih gunakan per daun)," kata Alle.
"Saya suka dengan mobil klasik, jadi saya jalani dengan enjoy saja. Asik," tutupnya. (ruk/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah