"Sejak SUT dan TPT distop keluarnya itu sangat berefek, jadi sudah benar-benar nggak ada yang berani beli karena beli mobil nggak langsung on the road, itu fungsi kebijakannya," ungkap President Director Prestige Motorcars, Rudy Salim saat ditemui detikOto di Showroom Prestige Motorcars, Pluit, Jakarta Utara (26/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembatasan SUT dan TPT tersebut menyebabkan konsumen enggan mengeluarkan uang untuk mobil yang tidak bisa melakukan Bea Balik Nama (BBN) agar bisa digunakan secara legal.
"Kalau TPT belum ada mobilnya tidak bisa di-BBN. Banyak sekali mobil yang masuk nggak ada TPT impor dan tidak dikeluarkan karena neraca perdagangan yang minus jadinya nggak dikeluarkan pemerintah, itu yang memberatkan orang nggak jadi beli. Kalaupun beli nggak bisa digunakan karena nggak ada STNK," tutur Rudy menjelaskan.
Meskipun kesulitan, Rudy berharap keputusan ini akan berdampak baik ke depannya dan mengembalikan minat dan daya beli mobil mewah di Indonesia. "Saya sangat setuju dengan keputusan ini karena tujuannya membuat Indonesia yang lebih baik ke depannya. Syukur-syukur Indonesia lebih maju ke depannya siapa tahu tahun depan purchasing powernya meningkat. Jadi saya harap Indonesia bisa swasembada dan pemerintah jalankan saja dengan kebijakan sekarang," ujarnya.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?