"Sudah waktunya kita migrasi ke mobil listrik, harusnya sudah dimulai dengan mobil-mobil dinas para pejabat misalnya pemerintah mengganti mobil-mobil dinasnya dari mulai presiden sampai eselon yang dapat tunjangan mobil," ungkap Bamsoet di sela-sela acara Komunitas Motor Besar Indonesia di Hotel Lippo Sahid, Cikarang.
Menurut Bamsoet ada sejumlah alasan yang membuatnya menjatuhkan pilihan kepada mobil listrik. Karena dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM), sekaligus menekan tingkat polusi udara akibat asap dari knalpot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Bamsoet membeberkan bukti betapa mobil listrik jauh lebih ekonomis. Sebagai bentuk promosi penggunaan mobil listrik, Bamsoet sendiri sudah memiliki 2 unit Tesla S dan X.
"Setiap ngecharge itu dalam waktu 2 sampai 3 jam untuk 400 km, hanya maksimum Rp 15 ribu, kalau saya pakai ke kantor itu bisa sampai satu minggu, jadi sangat murah sekali," ungkap Bamsoet
Dari segi perawatan pun sangat murah. Bahkan, kata Bamsoet, mobil listrik nyaris tanpa biaya perawatan karena tidak seperti mobil konvensional berbahan bakar minyak fosil pada umumnya.
"Tidak ada getaran, tidak pusing antre isi bensin, servis kalau dulu kalau punya mobil biasa tiap 2 bulan sekali harus ke bengkel ganti oli dan segala macam, jadi lebih ekonomis," ungkap Bamsoet.
Tidak hanya sebagai kendaraan dinas, Bamsoet juga mengatakan bahwa Indonesia juga harus bertahap memulai tren kendaraan listrik yang dapat dimulai dari transportasi massal.
"Mulailah dari mengganti transportasi massal yang berbahan bakar solar dan mobil dinas pemerintah menjadi listrik, memang secara bertahap kalau tidak rakyat akan marah nanti," tutup Bamsoet
Tonton juga 'Kementerian ESDM Dorong Implementasi Kendaraan Listrik di RI':
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP