Skutik bongsor ini dibanderol dengan harga Rp 299.900.000 OTR Jakarta, nyaris Rp 300 juta nih Otolovers. Dengan harga yang bisa dibilang tidak murah itu, bagaimana sensasi berkendara TMAX DX di wilayah perkotaan seperti Jakarta? Ototest berikut ini akan mengulas mulai dari desain, fitur, mesin, dan sensasi berkendara Yamaha TMAX DX.
1. Desain
Foto: Agung Pambudhy
|
Sebagai 'kakak tertua' di segmen MAXI Yamaha (XMAX, NMAX, Aerox), TMAX DX memiliki desain elegan khas big skutik Yamaha. Dari sisi eksterior, untuk orang awam yang melihat TMAX DX, barangkali sekilas akan mengiranya sebagai XMAX. Wajar karena garis desain kedua motor ini memang mirip-mirip. Padahal dua motor ini sangat berbeda jauh.
![]() |
Bagian fascia TMAX DX tetap didesain agresif dengan dua headlamp. Tarikan garis desain ke belakangnya pun cenderung sporty dengan model jok single bertingkat, dan behel tanduk. Untuk lampu-lampunya sudah full LED. Menariknya lampu sein belakang memakai model terpisah seperti motor sport.
![]() |
TMAX DX memiliki part-part spesial yang membuat kesan premium terasa di skutik ini. Misal bagian depannya sudah pakai suspensi upside down 41 mm dibalut warna gold yang mewah. Turun ke bagian kaki-kaki, TMAX DX sudah mengaplikasikan cakram ganda 267 mm, dengan kaliper radial, yang dijepit 4 piston.
Sementara rem belakang menggunakan cakram tunggal 1 piston 282 mm, dengan tambahan kabel yang berfungsi sebagai handbrake (rem tangan). Sebagai pengaman tambahan, rem depan dan rem belakang TMAX DX ini sudah dibekali fitur ABS (Anti-lock Braking System), yang mencegah roda mengunci saat hard-braking.
![]() |
Masih bicara kaki-kaki, TMAX DX dibekali profil ban yang cukup gambot. Ban depan pakai ukuran 120/70-15, sementara ban belakang pakai ukuran 160/60-15. Oh iya, area bawah bodi belakang tampak bersih karena shoackbreaker belakang TMAX DX terletak di bawah dengan posisi horisontal.
![]() |
2. Mesin
Foto: Agung Pambudhy
|
3. Fitur
Foto: Agung Pambudhy
|
Di dalam panel instrumennya, informasinya juga cukup lengkap. Mulai dari indikator bahan bakar, konsumsi bahan bakar rata-rata, jam, hingga informasi suhu udara. Selain itu, ada pula indikator traction control, cruise control, ABS, dan mode berkendara (T mode dan S mode).
Sedikit informasi, traction control berfungsi untuk mengurangi gejala selip ban saat roda belakang berakselerasi, cruise control berfungsi untuk menjaga kecepatan konstan motor tanpa perlu memutar tuas gas, fitur ini sangat cocok digunakan ketika melewati jalan lurus panjang yang sepi.
Sedangkan untuk fitur riding mode, ada 2 yang bisa dipilih, T dan S. Mode T untuk berkendara santai atau ketika situasi hujan, sedangkan mode S untuk gaya berkendara yang lebih agresif.
![]() |
Seperti motor skutik pada umumnya, TMAX DX juga dilengkapi kompartemen penyimpanan di bawah jok. Sayangnya bagasi ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan bodi motornya yang lebar.
4. Riding Position
Foto: Agung Pambudhy
|
Sebagai informasi, TMAX DX memiliki tinggi jok ke tanah 800 mm dan ground clearance 125 mm. Ditambah profil jok yang lebar, tinggi jok tersebut memang cukup membuat tester kesulitan ketika posisi berhenti di lampu merah, sehingga harus disiasati dengan duduk lebih maju sedikit.
Saat dikendarai, TMAX DX memiliki 2 posisi riding yang bisa dipilih. Pertama posisi kaki lurus menapak ke dek, kedua posisi kaki selonjoran yang lebih santai. Posisi selonjoran bisa dipilih ketika perjalanan touring atau menghadapi jalanan lengang. Posisi kaki lurus lebih tepat dipilih ketika menghadapi situasi jalan macet, agar kaki bisa lebih sigap.
5. Sensasi Berkendara
Foto: Agung Pambudhy
|
Apalagi TMAX DX memiliki tinggi jok 800 mm dan jarak sumbu roda (wheelbase) 1.575. Pastinya cukup sulit untuk diajak 'bergerilya' mencari ruang kosong di tengah padatnya lalu lintas kota Jakarta.
Apalagi mesin 503 cc yang digendongnya cepat panas saat menghadapi kemacetan. Panas ini bahkan bisa merambat ke bagian belakang bodi TMAX DX. Maka nggak heran, kalau kipas radiator sering berputar jika suhu mesin skutik ini sudah terlalu panas.
Kabar baiknya, skutik bongsor ini langsung bisa diajak ngacir ketika tester melihat jalan kosong di depan. Respons gas cukup cepat, karena kebetulan yang digunakan adalah mode S yang cenderung agresif di bukaan gas awal.
![]() |
Soal konsumsi bahan bakar, TMAX DX tergolong irit. Dipakai dengan kondisi sendirian dan berboncengan, menghadapi kemacetan jalan, konsumsi Pertamax TMAX DX mencapai 21 km/liter.
TMAX DX tentunya akan lebih asyik diajak riding jauh keluar kota. Khususnya jika ingin mengetes keandalan suspensi upside down-nya saat menghadapi jalan berkelok di pegunungan, dan manfaat fitur cruise control-nya yang bisa digunakan mengatasi 'kebosanan' di jalanan lurus yang lengang.
6. Plus Minus Yamaha TMAX DX
Foto: Agung Pambudhy
|
Bicara hal minus, satu-satunya kekurangan di TMAX DX barangkali hanya bagasi penyimpanan yang kurang luas. Disarankan kepada penggunanya untuk memasang boks tambahan jika ingin melakukan touring.
Spesifikasi Yamaha TMAX DX
Mesin: 530 cc, 2 silinder segaris, berpendingin cairan
Bore x stroke: 68,0 mm x 73,0 mm
Rasio kompresi: 10,9:1
Power maksimum: 45,4 dk @6.750 rpm
Torsi maksimum: 53,0 Nm @5.250 rpm
Sistem pengabutan: Fuel Injection
Dimensi
Panjang: 2.200 mm
Lebar: 765 mm
Tinggi: 1.420-1.555 mm (dengan Adjustable Windscreen)
Tinggi jok ke tanah: 800 mm
Jarak sumbu roda: 1.575 mm
Ground clearance: 125 mm
Berat basah: 216 kg
Kapasitas tangki: 15 L
Rangka
Jenis rangka: Aluminium
Suspensi depan: Upside down 41 mm Suspensi belakang: Monosok
Rem depan: Cakram ganda 2 x 267 mm, dengan kaliper 4 piston (ABS)
Rem belakang: Cakram ganda 282 mm, dengan kaliper 1 piston, plkabel handbrake (ABS)
Ban depan: 120/70-15
Ban belakang: 160/60-15
Kelistrikan
Ignition System: TCI Starter System ElectricTransmission: System V-Belt Automatic
Tonton juga video Ototest Yamaha TMAX
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Viral Pengguna Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Spesifikasi Mobil Rp 5,1 Miliar di Garasi AHY