Di Inggris, Pengemudi Pria Lebih Banyak Melanggar daripada Wanita

Di Inggris, Pengemudi Pria Lebih Banyak Melanggar daripada Wanita

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 24 Sep 2018 10:31 WIB
Wanita menyetir. Foto: Garda Oto
London - Stereotip wanita sebagai pengemudi kendaraan yang buruk sudah cukup sering terdengar di Indonesia. Meski tidak semuanya, para wanita khususnya ibu-ibu adalah pengendara yang 'disegani' di jalanan karena minimnya kemampuan berkendara dan pengetahuan aturan lalu lintas.

Tetapi hal itu tidak terjadi di Inggris. Berdasarkan data dari Freedom of Information (FOI) oleh Feel Good Contacts, Driver dan Vehicle Licensing Agency (DVLA) menunjukkan sejauh mana pelanggaran yang dilakukan oleh pengemudi pria dan wanita.


Angka-angka ini menunjukkan bahwa laki-laki memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan sesuatu yang ilegal dan berbahaya saat berkendara, baik itu dari cara mengemudi, tidak memiliki surat-surat, dan mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data yang dikumpulkan antara Januari 2014 dan Juli 2018 menunjukkan bahwa 421.565 pria dilarang mengemudi, sedangkan wanita hanya yang memiliki lisensi 66.272. Pria berusia 26 tahun menjadi pelanggar terbanyak dengan jumlah 18.107.

Berdasarkan olahan data tersebut laki-laki 23 kali lebih mungkin untuk ditahan izin mengemudinya dengan alasan berkendara dengan ceroboh. 16 kali lebih mungkin untuk ditilang karena tidak memiliki izin yang lengkap dan 15 kali lebih mungkin untuk berkendara di bawah pengaruh obat-obatan.


Apa yang tidak disebutkan oleh laporan itu adalah kesenjangan jumlah pengemudi laki-laki dibanding perempuan, baik itu di Inggris maupun di seluruh dunia.

"Temuan ini sangat mendukung penelitian kami dan penelitian Pemerintah, yang menunjukkan bahwa kami memerlukan target pendekatan yang ditujukan pada kelompok 'berisiko' terbesar di Inggris terhadap kecelakaan di jalan yaitu pemuda di awal dan pertengahan usia 20," ujar juru bicara badan amal keselamatan jalan raya IAM RoadSmart, Rodney Kumar.

"Jika kita membuat terobosan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang terbunuh atau terluka di jalan kita, kita perlu secara langsung mempengaruhi kelompok ini melalui pendidikan ulang pada sikap mereka dalam mengemudi tanpa adanya toleransi dalam penegakkan hukum. Sehingga mereka bisa mengerti dan memahami cara mengemudi mereka berbahaya,"Kumar menambahkan.


(dry/ddn)

Hide Ads