Pagar yang mirip dengan tong ini memiliki tabung silinder yang bisa berputar. Pagar mengubah energi tabrakan linear menjadi energi rotasi sehingga mobil menjadi melipir kesamping ketimbang terus ke depan.
Teknologi pembatas jalan ini dikembangkan oleh perusahaan asal Korea Selatan, ETI ltd. Dan sudah digunakan di jalanan Korea Selatan dan negeri jiran, Malaysia, sejak 2016 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, ketika terjadi kecelakaan, sistem pembatas roller tersebut akan menyerap energi benturan, dan mengubah energi tersebut menjadi energi rotasi, yang kemudian mendorong kendaraan, kembali ke jalurnya.
Roller-nya sendiri terbuat dari serat polymer, Ethylene-Vinyl Acetate (EVA), yang kuat dan diklaim punya daya serap kejut yang baik. EVA juga diklaim memiliki fleksibilitas dan elastisitas yang unggul dibandingkan bahan vinil polietilen lain.
Pembatas roller ini memiliki warna kuning menyala, sehingga bisa dilihat jelas di malam hari. Perawatan teknologi pembatas ini juga dikatakan cukup mudah. Hanya perlu mengganti setiap unit roller yang rusak karena benturan atau faktor lain.
Dibanding sistem pembatas konvensional, teknologi ini memang lebih aman diaplikasikan di ruas-ruas jalan rawan kecelakaan. Pasalnya jika menggunakan pembatas beton atau besi saja, kendaraan yang mengalami benturan akan mengalami kerusakan berat, karena energi benturan tidak terserap baik.
Belum lagi jika pembatas tersebut tidak mampu menahan efek benturan, maka kendaraan berpotensi masuk jurang, utamanya jika pembatas jalan tersebut ada di tikungan curam.
Simak video Usai Pelantikan, Ridwan Kamil Bikin WA Grup (dry/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?