Toyota pun menegaskan bahwa fenomena 'angkot mewah Fortuner' tak lantas menurunkan image mobil SUV itu dengan disamakan sebagai angkutan umum biasa.
"Bahkan di beberapa negara kendaraan macam IMPV (Innovative Multi Purpose Vehicle) ini jadi alat perang, seperti Hilux. Malah dulu pernah tahun 80-an, Majalah Time membuat pertempuran Great Toyota World, karena yang berperang ini satunya pakai Hilux, yang satu pakai Land Cruiser, tapi imagenya kan bukan berarti itu jadi mobil perang," ujar PR Manager PT Toyota-Astra Motor Rouli H Sijabat kepada detikOto di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fortuner Jadi Taksi di Papua |
"IMPV ini sebenarnya diciptakan untuk bisa memenuhi kebutuhan berkendara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Kebetulan Indonesia memang medannya kan luar biasa, secara medan jalanan masih penuh dengan ekstrem, terutama Indonesia bagian timur," kata Rouli.
Rouli sendiri merasa kaget dan bersyukur karena mobil yang biasa dipakai di kota besar tersebut biasanya digunakan untuk pengawalan para VIP, dan tiba-tiba terdengar kabar fortuner menjadi angkutan umum di Papua karena memang memiliki medan yang sangat ekstrem. Rouli juga menilai dari segi bisnis ini terbilang positif lantaran Toyota bisa menghadirkan kendaraan yang cocok untuk medan menantang seperti di Papua.
Baca juga: Bukan Burung, Ini Mobil Masa Depan Toyota |
"Jadi bisa saja, yang namanya orang berbisnis di sebuah daerah, dia kan memikirkan mobilnya itu harus bandel, harus bisa membawa sampai ke tujuan dengan selamat dan juga nyaman. Tapi juga harus bisa dilihat dari prinsip keekonomisannya, irit apa tidak bahan bakarnya, suku cadang, bengkelnya mudah apa tidak, mungkin itu menjadi pertimbangan bagi para pebisnis di Papua untuk bisa memilih Fortuner," ujar Rouli.
Rouli menambahkan bahwa sebelumnya Fortuner ini banyak pemiliknya secara organik tanpa dukungan dari Toyota, melakukan perjalanan panjang. Misalnya pasangan suami-istri, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, mereka melakukan beberapa kali perjalanan Papua Journey. Dan yang terakhir baru-baru ini adalah Pak Tedy dan Bu Yana, melakukan perjalanan pakai Fortuner keliling Asia-Eropa.
"Jadi memang dari berita itu, yang mungkin menginspirasi beberapa pengguna kendaraan khususnya di Papua, semakin menguatkan bahwa mereka tidak salah, jadi kita juga bersyukur Fortuner ini bisa jadi solusi transportasi khususnya di Papua," kata Rouli. (ash/ash)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?