3 Tantangan Otomotif di Mata Jokowi Saat Membuka GIIAS 2018

3 Tantangan Otomotif di Mata Jokowi Saat Membuka GIIAS 2018

M Luthfi Andika - detikOto
Kamis, 02 Agu 2018 13:23 WIB
Joko Widodo melihat mobil desa di GIIAS 2018 (Foto: Ari Saputra)
Tangerang - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sadar betul industri otomotif merupakan salah satu sektor penting bagi satu negara. Meski demikian, Jokowi menilai ada 3 tantangan besar yang akan dihadapi oleh industri otomotif Indonesia. Diantaranya, perkembangan mobil listrik, teknologi disrupsi, dan ketiga risiko jangka pendek.

"Ada 3 tantangan yang perlu kita cermati. Pertama, semakin luasnya fenomena mobil listrik. Fenomena yang dimulai dari Elon Musk dengan produk mobil listrik Tesla. Dulu Tesla merupakan barang langka, barang yg eksotis. Tapi sekarang dengan semakin banyak negara yang mengadopsi mobil listrik. Tren mobil listrik dunia makin luas," ujarnya di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Kamis (2/8/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah Inggris dan Prancis mengumumkan mulai 2040 mobil non listrik dilarang dijual di kedua negara ini. Pemerintah tiongkok akan jadi terdepan dalam mengembangkan industri mobil listrik. Dan sekarang sudah menjadi pasar terbesar dunia untuk mobil listrik. Kita harus hati-hati," tambahnya.

Jokowi menambahkan tantangan kedua yang harus dihadapi industri otomotif Indonesia, ialah teknologi disrupsi.

"Tantangan kedua bagi industri otomotif dunia adalah teknologi-teknologi disrupsi. Seperti kendaraan otonom yaitu kendaraan yang bisa mengendarai diri sendiri dan transportasi online seperti Go-jek dan Grab," kata Jokowi.



"Dengan kendaraan otonom bisa-bisa kita harus meredefinisi apa itu mobil. Kita selalu pikir kendaraan otonom itu seperti mobil yang bisa mengendarai dirinya sendiri untuk angkut orang di jalan umum. Tapi nanti mungkin untuk mengantarkan barang dulu, untuk menjalankan jasa delivery. Hati-hati dengan kendaraan-kendaraan seperti ini," tambahnya.

Selain itu menurut Jokowi, mobil otonom saat ini sudah banyak yang beroperasi.

"Ada kendaraan otonom dari perusahaan start up di Los Angeles ada yang beroperasi seperti shuttle seperti minivan yang dipakai di dalam kampus. Apakah kendaraan-kendaraan ini masih diistilahkan mobil? Mungkin industri otomotif yang memperluas definisinya supaya bisa mencakup inovasi-inovasi ini," katanya.

"Kemudian transportasi online. Mobil dari tadinya merupakan produk sudah beralih jadi jasa. Pasti diantara kita anak-anak kita sekarang ini semakin terbiasa panggil Grab car dan Go car," tambah Jokowi.

Risiko ketiga di mata Jokowi yang harus dihadapi oleh industri otomotif, yaitu harus mewaspadai risiko jangka pendek.

"Ketiga risiko jangka pendek. Ini harus diwaspadai. Yaitu siklus otomotif yang mungkin sudah mulai memuncak terutama di pasar-pasar besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Kita semua paham bahwa industri otomotif itu ada siklusnya. Dan siklusnya sangat peka terhadap siklus ekonomi yang ada," katanya.

"Banyak peneliti bilang jumlah penjualan mobil di Amerika mungkin sudah setinggi-tingginya. Sudah mentok dan sulit untuk naik lagi. Justru kemungkinan besar beberapa tahun ke depan bisa menurun. Di Tiongkok karena ekonomi mulai perlambatan jadi kita harus siap menghadapi kondisi-kondisi seperti ini, jadi siklus-siklus otomotif dunia mengalami penurunan dalam tahun-tahun mendatang. Tapi kita masih optimis bahwa pasar kita adalah pasar yang besar. Tapi memang selalu saya sampaikan bahwa industri otomotif agar terus didorong untuk pasar-pasar ekspor," tambahnya.



Tonton juga video: 'Jokowi Buka GIIAS 2018, Sekaligus Pamer Mobil Desa'

[Gambas:Video 20detik]



3 Tantangan Otomotif di Mata Jokowi Saat Membuka GIIAS 2018
(lth/ddn)

Hide Ads