Harga Mobil Honda Tidak Akan Naik Sampai Selesai GIIAS 2018

Harga Mobil Honda Tidak Akan Naik Sampai Selesai GIIAS 2018

Ruly Kurniawan - detikOto
Selasa, 31 Jul 2018 17:12 WIB
Mobil Honda di diler terbaru. Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat terhadap rupiah. Bahkan beberapa pekan terakhir sempat menyentuh Rp 14.500. Para pabrikan roda empat yang terkena dampaknya pun turut memutar strategi menanggapi hal tersebut seperti menaikkan sedikit harga jual produknya.

Tetapi untuk Honda Indonesia, kenaikan harga jual mobil-mobil Honda tidak akan terjadi sampai pameran otomotif tahunan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 selesai.

"Sampai saat ini belum (penyesuaian harga). Tapi mungkin sehabis GIIAS 2018 kita akan pikirkan lagi apakah adjusting harga diperlukan atau tidak," kata Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemberlakuan harga lama untuk semua produk mobil Honda di Indonesia karena adanya efisiensi perusahaan.


"Semua produsen pasti berusaha untuk melakukan intervensi agar harga tetap tertahan menghadapi suku bunga dan dolar. Tapi kalau kita sendiri, kita belum menaikkan harga," ucap Jonfis.

"Karena memang meskipun dirakit dalam negeri, ada beberapa komponen yang harus dikirim dan transaksinya memakai dolar. Jadi sedikit banyak berpengaruh. Tapi kalau untuk mobil yang diimpor secara utuh pasti langsung berpengaruh (ada penyesuaian harga)," katanya lagi.

Namun sayang, untuk perkiraan kenaikan harga mobil Honda di Indonesia Jonfis belum bisa mengatakannya. "Sampai saat ini kita belum putuskan, yang pasti sampai GIIAS kita tidak akan naik," tutup Jonfis.


Di kesempatan yang berbeda, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johannes Nangoi menyebut para Agen Pemegang Merek (APM) yang menjual mobilnya di Indonesia dalam waktu dekat akan terpaksa menaikkan harga mobil karena masih ada komponen yang diimpor. Beberapa produsen otomotif pun sudah melakukan hal tersebut baru-baru ini.

"Kalau angka ini di jangka panjang pasti para APM harus bekerja keras menghitung ulang karena komponen-komponen yang mengandung dolar masih cukup tinggi," tutur Nangoi saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kemudian bahan baku masih mengandung dolar ada, bahan impor mengandung dolar ada dan ini akan berpengaruh terhadap harga jual kendaraan," sambungnya.


"Kan sudah ada yang mulai naikin harga lho, contohnya saya di Isuzu sudah naikin harga. Sudah mulai naikin harga, sudah ada penyesuaian. Kan naik 6-7 persen mungkin kita penyesuaian di bawah itu mudah-mudahan dampak ke masyarakat nggak terlalu besar," tutup Nangoi.

Selain itu, Mitsubishi dan Hyundai juga nampak sudah menaikkan beberapa produk roda empatnya yang dijual di Indonesia. Sedangkan Suzuki masih wait-and-see. (ruk/ddn)

Hide Ads