Senior Manage Product Planning and Market Research Mitsubishi Motor R&D Europe Gmbh, Ryuichi Kimura, pun menjelaskan apa yang menjadi pembeda PHEV milik Mitsubishi Outlander.
Baca juga: Ini Alasan Outlander Pakai Teknologi PHEV |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa saja keunggulan sistem PHEV di Outlander ini? Berikut ulasannya.
1. Secara otomatis memiliki 3 mode berkendara
Foto: M Luthfi Andika
|
Di antaranya sistem Mode EV, sistem ini bisa dipastikan mobil akan bergerak dari tenaga baterai yang dikirimkan ke motor listrik yang terdapat pada roda depan dan belakang.
Selanjutnya Mitsubishi Outlander PHEV juga memberikan Mode Series hybrid. Saat baterai mulai berkurang, maka mesin akan membantu baterai agar memiliki kapasitas baterai yang stabil. Sehingga baterai akan tetap menyuplai tenaga ke motor listrik yang terdapat pada roda depan dan belakang. Sehingga mesin konvensional di sini akan berperan seperti generator.
Sistem mode ketiga, Mitsubishi Outlander PHEV juga memberikan sistem Mode Parallel Hybrid. Sistem ini akan berfungsi di saat pengendara membutuhkan tenaga lebih. Artinya di saat baterai mulai berkurang, maka mesin konvensional akan tetap menjaga pasokan baterai, dan baterai akan memberikan energi pada motor listrik yang berada pada roda depan dan belakang.
Tidak sampai di situ sistem Mode Parallel Hybrid, mesin konvensional juga akan berperan memberikan energi langsung pada motor listrik tidak melalui baterai. Sehingga mesin konvensional pada Mode ini akan berperan lebih.
2. Baterai Tangguh
Mitsubishi Outlander PHEV. Foto: M Luthfi Andika
|
Dikatakan baterai telah dilengkapi dengan Air Cooling dan PTC Heater (penghangat) saat mobil berada dalam keadaan super dingin (bersalju-Red). Jadi, saat suhu -40 derajat celcius pun masih tetap aman.
Selain itu dikatakan baterai memang sengaja didesain lebih rendah hingga -30mm dan berada di tengah mobil. Fungsinya agar lebih stabil dan tidak memakan ruang kabin, serta ruang duduk penumpang.
Baterai Mitsubishi Outlander PHEV memiliki 80 cells dengan daya 300 V. Saat mobil berkendara normal maka motor listrik pada bagian depan akan bekerja hingga 55 persen dan motor listrik bagian belakang mencapai 45 persen.
Saat bertemu dengan jalanan tidak bersahabat atau licin karena salju atau apa saja yang memaksa sistem AWD bekerja, maka persentase motor listrik bekerja terbagi secara otomatis. Bisa saja motor listrik bagian belakang akan mengirimkan persentase ke bagian depan dan begitu juga sebaliknya.
Selanjutnya pengecasan baterai juga hanya butuh waktu hingga 25 menit untuk bisa mencapai 80 persen dengan 50kW 125A. Sedangkan saat peengisian baterai secara normal seperti saat melakukan pengisian di rumah, maka normal charging hanya membutuhkan waktu 5,5 jam untuk bisa membuat baterai penuh 100 persen dengan daya 230V 10A.
3. Peran Mesin Konvensional, Baterai dan Motor Listrik
Mitsubishi Outlander PHEV. Foto: M Luthfi Andika
|
Mesin tersebut dibantu dengan motor listrik yang bisa mengeluarkan tenaga hingga 60 kW dengan EV range 45 km, dan motor listrik belakang memiliki tenaga maksimal 70 kW. Sedangkan baterai memiliki kapasitas 13,8 kWh, dengan 80 cells 300V.
Semua ini membuat Mitsubishi Outlander PHEV bisa menggunakan tenaga listrik hingga jarak 45 km dengan topspeed mencapai 135 km/jam. Konsumsi bahan bakarnya bisa tembus 2.0 liter/100 km, dan memiliki emisi CO2 hanya 46g/km.
Selain itu baterai juga bisa terisi dengan cara regeneratif braking saat penggunaan pedal shift. Mitsubishi mengklaim Outlander PHEV memang tidak memiliki gearbox karena semuanya melalui motor.
Terakhir, semua informasi baterai, sebut saja seperti berapa lama baterai akan penuh, mengingatkan kapan harus mengisi baterai, atau semua informasi seperti jika pintu tidak tertutup rapat atau lampu dalam kabin belum dimatikan itu bisa dilihat melalui aplikasi IOS dan Android.
Halaman 2 dari 4
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Pelajaran dari Kasus Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Spesifikasi Mobil Rp 5,1 Miliar di Garasi AHY