Aliansi tidak hanya mencakup Renault, Nissan, Mitsubishi, namun ada juga sub brand di bawah ketiga merek seperti Datsun, Infiniti, Dacia, Alpine, Renault-Samsung, dan AvtoVAZ. Masing-masing dari mereka bekerjasama dalam berbagai cara, sehingga biaya pengembangan dan lain-lain bisa dipangkas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa contoh lain dari sinergi aliansi ini adalah:
- Adopsi Nissan Sales Finance dan Renault RCI Bank oleh Mitsubishi
- Benchmarking antara Nissan dan Mitsubishi di pasar ASEAN
- Berbagi gudang spare part antara Renault, Nissan dan Mitsubishi Motors di Eropa, Jepang dan Australia.
"Aliansi ini memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan laba setiap anggota aliansi," ujar CEO dan Ketua Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Carlos Ghosn.
Selain itu, tahun lalu merupakan tahun di mana Mitsubishi mulai serius dalam aliansi tersebut, membantu aliansi meningkatkan penghematan biaya dari sinergi hingga 14 persen dibanding tahun 2016.
Target yang cukup ambisius pun dicanangkan Carlos Ghosn, yang membidik angka sinergi hingga $ 11,6 miliar atau setara dengan Rp 163,3 triliun pada akhir 2022.
Di bawah rencana jangka menengah aliansi, mereka menargetkan bisa menjual 14 juta kendaraan lebih. Dimana 9 juta diproduksi dengan platform yang sama termasuk mobil listrik dan mobil di segmen B. (khi/ddn)












































Komentar Terbanyak
Ketemu Fortuner Berstrobo Arogan di Jalan, Viralin!
Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir
Katanya Jakarta-Bandung Lewat Tol Japeksel Cuma 45 Menit, Ternyata...