Chief Operating Officer PT Wahana Auto Ekamarga Roland Staehler mengatakan tanpa insentif yang memadai dari pemerintah, konsumen akan sulit untuk menerima mobil listrik.
"Secara keseluruhan, market itu akan berubah dari atas. Itu kenapa harus diberikan insentif pajak untuk CBU. Kalau tidak diberikan, ketersediaan mobil listrik akan terbatas dan (perilaku masyarakat) sulit berubah," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Staehler juga mengatakan, pemerintah Indonesia sudah pasti ingin secepatnya membawa industri kendaraan di Indonesia ke tren mobil ramah lingkungan yang di dalamnya ada berbagai kendaraan termasuk mobil berpenggerak listrik.
Namun jika tidak didukung dengan ketersediaan unit, maka hal tersebut akan berjalan lambat. Karena menurutnya, segala hal yang terkait dengan mobil listrik termasuk manufaktur dan teknologi butuh waktu untuk masuk ke Indonesia. Untuk itu insentif untuk mobil listrik CBU diperlukan.
"Secara teknologi, manufaktur mobil listrik tidak akan secepat itu masuk ke Indonesia. Saya mengerti pemerintah mau membawa industrinya ke sini, karena terkait penambahan lapangan pekerjaan, dan lainnya. Tapi tentu butuh juga untuk mengedukasi masyarakat dengan ketersediaan produk," lanjut Staehler yang mengawasi penjualan merek mobil mewah seperti Bentley, Jaguar dan Land Rover ini. (khi/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah