Namanya Titin Sumiarti (36). Warga Desa Polorejo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo membeli sepeda motor Honda matic jenis Vario 150 cc secara lunas dengan menggunakan ribuan uang receh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Titin mengaku tidak menabung setiap hari. "Pas ada uang receh sisa belanja kadang juga keuntungan dari jual tahu," imbuhnya.
Ibu dua anak itu juga sempat ragu membawa ribuan uang receh yang dikumpulkannya untuk membeli motor, apalagi karena jumlahnya banyak.
Bahkan saat membeli motor, Titin membawa uang-uang itu dalam karung lalu dibonceng sang suami ke dealer.
"Saya butuh motor, terus bingung nukarin uang receh sekarung. Ternyata waktu saya bawa ke dealer, boleh (untuk membeli motor, red)," lanjutnya.
Dari keterangan Manajer Penjualan Cun Motor Ponorogo, Faiz Agus Junaidi, sepeda motor yang dibeli Titin, yaitu sepeda motor matic Honda Vario senilai Rp 23 juta dibelinya dengan pecahan uang receh Rp 9,8 juta dan sisanya Rp 13,2 juta berupa uang kertas.
"Pecahannya 500 sama 1.000-an. Paling banyak 500," tambahnya.
Faiz pun mengatakan, tidak ada perbedaan pelayanan bagi setiap konsumen. "Pelayanan sama semua tidak ada perbedaan, cuma saat menghitung uang receh ini kami mengajak konsumen supaya tidak ada kesalahpahaman," pungkasnya. (lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah