Sensasi Mengendarai Wuling Cortez, MPV Pesaing Innova

Ototest

Sensasi Mengendarai Wuling Cortez, MPV Pesaing Innova

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 06 Mar 2018 17:30 WIB
Sensasi Mengendarai Wuling Cortez, MPV Pesaing Innova
Test Drive Wuling Cortez (Foto: Dok. Wuling)
Solo -

[Gambas:Video 20detik]

Pasar otomotif di Indonesia saat ini memang didominasi oleh merek Jepang. Tapi, pabrikan dari beberapa negara mulai meramaikan pasar otomotif Indonesia. Salah satunya pabrikan China.

Wuling mulai 2017 sudah meluncur di Indonesia. Kini, pabrikan asal China itu sudah memproduksi dan menjual mobil keduanya dalam bentuk Wuling Cortez yang bermain di segmen MPV medium.

Usai menguji coba Wuling Confero di Bali beberapa waktu lalu, kini giliran Cortez yang diuji. Kali ini, pengujian Cortez dilakukan di Jawa Tengah dari Semarang, Solo, Magelang, hingga Yogyakarta. Pengujian Cortez tak tanggung-tanggung, jarak yang ditempuh mencapia 254,6 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Medan pengujian pun sangat beragam. Ada kondisi jalanan perkotaan, ngebut di jalan tol yang kosong, hingga jalur menanjak ekstrem di Panorama Umbul Sidomukti dan kaki Gunung Merapi-Merbabu. detikOto mencoba mobil ini sebagai pengemudi, penumpang depan, penumpang baris kedua, dan merasakan sebentar duduk di baris ketiga. Bagaimana kesan berkendara dengan Wuling Cortez penantang Innova yang harganya lumayan ini? Simak ulasan berikut.


Kesan pertama melihat Wuling Cortez, rasa mobil China tak terasa kental. Tampilan Cortez yang bermain di segmen MPV medium ini lebih elegan. Kebetulan, Wuling Cortez yang diuji coba kali ini adalah tipe paling tingginya, yaitu Cortez 1.8 L Lux+ i-AMT.

Dari depan, Wuling Cortez terlihat elegan. Kap mesinnya didesain lebih menurun ke depan, ditambah dengan guratan di atasnya.

Cortez ini dibekali dengan lampu LED yang stilish dengan auto lamp. Sedikit agak ke bawah terdapat foglamp yang dinamis lengkap dengan lampu DRL.

Wuling CortezWuling Cortez Foto: Dok. Wuling



Lekukan-lekukan di bodinya mengesankan aliran yang dinamis. Bagian samping terlihat sporty dengan guratan garis yang memanjang dari fender depan, mengalir melalui handle pintu sampai ke lampu belakang.

Kesan sporty juga tampak dari tersematnya roofrail di atap. Juga terdapat pelek alloy 16 inci yang sporty. Tapi, penggunaan pelek 16 inci dari segi estetika masih terlalu kecil, malah terlihat cungkring.

Wuling CortezWuling Cortez Foto: Dok. Wuling



Wuling Cortez sudah dibekali kaca spion yang bisa dilipat secara elektrik. Jadi kalau mobil dikunci dari luar, kaca spion akan terlipat secara otomatis. Begitu kunci dibuka, maka kaca spion juga turut terbuka secara otomatis. Kaca spion itu juga sudah terdapat lampu sein LED yang memudahkan dan terlihat keren.

Di belakang, desain lampu belakang LED juga begitu menawan. Lampu-lampu LED-nya keren kalau menyala. Kesan keren juga ada di bagian spoiler dengan lampu rem LED dan antena shark fin yang elegan.

Wuling CortezWuling Cortez Foto: Dok. Wuling



Pertama kali masuk ke kabin Wuling Cortez, detikOto merasa tak seperti ada di dalam mobil China. Kesan pertama yang detikOto rasakan terhadap Wuling Cortez ini adalah mobil ini cukup mewah untuk ukuran mobil seharga Rp 264 juta (tipe L Lux+i-AMT).

Desainnya begitu menawan. Kabin dilapisi dengan material soft touch lengkap dengan jahitan-jahitannya. Dan tak ketinggalan aksen-aksen kayu yang menawarkan kemewahan di beberapa bagian interiornya.

Kenyamanan juga terpancar dari kekedapan kabinnya. Suara bising di luar hanya samar-samar terdengar, kabinnya sangat senyap.

Jok sopir bisa diatur secara elektrik untuk maju-mundur, naik-turun, dan sandarannya yang juga bisa dimaju-mundurkan. Begitu juga jok bagian penumpang depan yang bisa diatur secara elektrik, tapi tidak bisa diatur ketinggian joknya.

Ketika malam, lampu ambience menawarkan kemewahan di dalam kabin mobil. Dan tak ketinggalan fitur sunroof yang bisa dibuka-tutup secara elektrik. Begitu elegan memang.

Untuk kenyamanan, AC juga sudah modern. Pengaturan AC tampil digital dan sudah Auto AC untuk menghasilkan suhu optimal demi kenyamanan. Di baris kedua pun sama, tampilan pengaturan blower AC-nya hadir dengan tampilan digital.

Untuk sopir, Wuling Cortez sangat memanjakan. Di setir yang dibalut lapisan lembut terdapat tombol-tombol untuk musik, atau untuk mengubah tampilan di layar MID. Desain setir juga terlihat keren. Posisi setir bisa diatur, tapi hanya tinggi-rendahnya saja (tilt steering) tidak ada pengaturan jauh-dekat posisi setir ke pengemudi (telescopic)

Tampilan cluster meter juga menawan dengan takometer di sebelah kiri, speedometer di sebelah kanan dan layar MID di tengahnya. Banyak informasi tersaji di sana.

Di dalam kabin, cukup banyak ruang penyimpanan. Ada penyimpanan botol minuman, boks di armrest depan, sampai card holder untuk menyimpan kartu-kartu seperti e-toll.

Wuling CortezWuling Cortez Foto: Rangga Rahadiansyah



Soal sistem hiburan, Wuling Cortez ini menghadirkan layar sentuh 8 inci lengkap dengan navigasi dan kamera parkir. Sistem hiburan bisa terkoneksi dengan Bluetooth, USB, SD Card, Navigasi, Mirrorlink, dan Aux-in.

Wuling Cortez menawarkan fitur yang biasa dimiliki mobil-mobil mewah. Untuk mobil seharga Rp 264 juta, fitur-fitur di Wuling Cortez sudah sangat lengkap, meski ada beberapa fitur yang belum ada di mobil ini.

Yang pertama, Wuling Cortez menawarkan dua pilihan jumlah kursi, 7-seater atau 8-seater. Untuk Cortez tipe paling tinggi yang dicoba detikOto ini adalah tipe 7-seater yang bangku baris keduanya menerapkan kursi tipe captain seat.

Fitur-fitur lainnya di Wuling Cortez ini adalah dual SRS front airbag dengan side airbag. Fitur ini tentu diperlukan untuk keselamatan pengemudi maupun penumpang. Juga terdapat fitur keselamatan untuk anak, ISOFIX.

Untuk tipe L, terdapat fitur sensor parkir. Bahkan, sensor di sekeliling mobil pun ada sehingga bisa bikin pengemudi waspada akan keadaan sekeliling mobil ketika mobil berjalan. Fitur sensor itu bisa dinonaktifkan jika sensor terlalu mengganggu.

Untuk parkir, sudah tersedia kamera belakang yang memudahkan. Tampilan kamera parkir di layar juga menghadirkan garis pemandu di mana ketika setir berbelok garis itu ikut berbelok mengira-kira tujuan mobil saat mundur belok.

Wuling Cortez juga memiliki fitur kestabilan Electronic Stability Control (ESC). Tak ketinggalan fitur keselamatan seperti ABS (anti-lock braking system), EBD (electronic brakeforce distribution), dan BA (brake assist).

Satu lagi fitur yang menarik adalah Hill Hold Control (HHC). Fitur ini sangat membantu saat mobil berhenti di tanjakan. detikOto juga mencoba fitur ini saat menguji coba di tanjakan. Mobil tidak mundur setelah kaki diangkat dari pedal rem untuk ngegas.

Untuk pengoperasian rem parkir sudah pakai Electric Parking Brake (EPB). Di mobil ini juga terdapat Automatic Vehicle Holding (AVH). AVH sangat memanjakan pengemudi karena ketika berhenti di tengah kemacetan atau lampu merah, misalnya, kaki tak perlu terus-terusan menginjak pedal rem. Saat indikator AVH menyala dan terlihat ada notifikasi AVH aktif di MID saat kita berhenti, maka kaki pengemudi bisa diangkat dari pedal rem dan mobil tidak meluncur karena sudah terkunci. Kalau mau jalan, cukup injak pedal gas maka AVH akan merilis rem secara otomatis.

Untuk keamanan, Wuling Cortez sudah dilengkapi dengan Immobilizer, meski tidak ada fitur keyless. Juga terdapat indikator penginat penggunaan sabuk pengaman untuk semua titik. Jadi, semua penumpang yang ada di dalam kabin Wuling Cortez harus mengenakan sabuk pengaman jika tidak ingin terganggu dengan peringatan penggunaan sabuk pengaman itu. Pengingat itu bahkan aktif sampai bangku baris ketiga.


detikOto juga beberapa kali menjadi penumpang Wuling Cortez. Pertama kali, detikOto mencoba duduk di baris kedua Wuling Cortez. Kesannya duduk di bangku baris kedua dengan captain seat ini terbilang sangat nyaman. Apalagi, embusan blower AC bisa kita atur sendiri kekencangannya.

Jok captain seat di baris kedua bisa diatur sesuai kenyamanan. Jok bisa dimaju-mundurkan, dan sandarannya juga bisa dinaik-turunkan. Membuat siapa saja yang duduk di bangku baris kedua terasa nyaman sepanjang perjalanan. Ruang kaki cukup luas, begitu juga dengan ruang di atas kepala. Kenyamanan juga ditunjang oleh sandaran tangan di kanan-kiri.

detikOto juga sempat duduk di baris ketiga. Dengan posisi jok baris kedua yang disesuaikan, duduk di bangku baris ketiga juga terbilang nyaman. Ruang kaki di baris ketiga--meski tak terlalu luasseperti di baris kedua untuk detikOto yang memiliki tinggi badan 180 cm--sudah cukup menunjang kenyamanan. Terlebih, ruang kepala juga sudah cukup luas.

Sudah puas duduk di bangku baris kedua dan ketiga, detikOto juga mencoba duduk di bangku penumpang baris pertama. Duduk sebagai penumpang di samping sopir juga terbilang nyaman. Jok bisa diatur maju-mundur dan sandarannya bisa diatur naik-turun sesuai kenyamanan. Pengaturan itu menggunakan tombol-tombol elektrik di sebalah kiri jok.


Saatnya mencoba menjadi pengemudi Wuling Cortez. Sebagai gambaran, Wuling Cortez yang dicoba detikOto ini menggunakan mesin 1.800 cc dengan transmisi i-AMT (intelligence automated manual transmission) 5 percepatan. Jadi, pengemudi bisa memilih mode berkendara dengan transmisi manual tanpa pedal kopling atau transmisi otomatis sepenuhnya. Maksudnya mode transmisi manual tanpa pedal kopling adalah, pengemudi bisa mengoper gigi (naik gigi atau turun gigi) secara manual tanpa ada pedal kopling yang harus diinjak.

Pertama kali menjadi pengemudi, detikOto mencobanya di perkotaan di Semarang. Kondisi jalan saat itu cukup beragam. Untuk perkotaan yang padat, detikOto cukup menggunakan mode transmisi otomatis sepenuhnya di D. Untuk mode transmisi D, Wuling Cortez menawarkan mode Eco dan Sport yang bisa dipilih dengan menekan tombol E/S di dekat persneling. Untuk mode Eco, memang tenaganya sedikit tertahan di mana mesin hanya bermain di putaran rendah sehingga kurang bertenaga. Kalau sudah pakai mode Sport, respons mesin lebih bertenaga lagi. Tapi untuk perkotaan mode transmisi otomatis dengan Eco saja sudah cukup demi mengirit bahan bakar.

Hanya, ada sedikit catatan dari transmisi tipe i-AMT 5 percepatan ini. detikOto merasa perpindahan giginya terasa ada jeda, tidak seperti transmisi otomatis konvensional lainnya.

Selain mengetes di jalanan perkotaan, kami juga mencoba mobil ini di tol Bawen. Saat di tol, detikOto mencoba mode transmisi manual demi mendapatkan respons terbaik dari mesinnya. Rasanya lebih enak menggunakan mode transmisi manual untuk mendapatkan sensasi berkendara. Ketika pakai mode transmisi manual juga ada jeda saat perpindahan gigi, sama seperti sedang mengendarai mobil bertransmisi manual dengan pedal kopling.

detikOto juga mencoba ngebut dengan Wuling Cortez ini. Kecepatan 140 km/jam sudah cukup menjawab rasa penasaran detikOto seberapa tangguh mobil ini. Di kecepatan itu pula, menurut detikOto mobil tak terasa melayang.

Untuk diketahui, Wuling Cortez mengadopsi penggerak roda depan. Tapi jangan meragukan mobil berpenggerak roda depan, ternyata Wuling Cortez ini juga mampu diajak menanjak.

Saat pengujian, kami juga sempat menuju dataran tinggi di Panorama Umbul Sidomukti di Semarang dan Demandiri Selo di kaki Gunung Merapi-Merbabu. Beberapa tanjakan curam menantang kami untuk menguji Cortez.

Untuk menaklukkan tanjakan demi tanjakan yang cukup curam, pengemudi harus memilih mode transmisi manual dan pakai gigi rendah. Sebab, kalau pakai mode transmisi otomatis, bisa-bisa mobil kehilangan tenaga untuk menanjak.

Tanjakan curam yang tajam pun dengan mudah dilahap Wuling Cortez ketika detikOto mencobanya. Tenaga cukup mengisi untuk menaklukkan tanjakan asalkan pakai gigi yang pas buat menanjak.

Berhenti di tanjakan pun tak khawatir. Karena Wuling Cortez sudah dibekali dengan Hill Hold Control (HHC) dan juga Automatic Vehicle Holding (AVH). Jadi, berhenti di tanjakan lebih aman karena mobil tidak akan mundur ke bawah.


Wuling Cortez bisa menjadi pilihan berikutnya untuk mobil keluarga di kelas medium. Mobil ini menawarkan fitur dan kemewahan yang sama seperti mobil seharga Rp 300 juta ke atas.

Untuk ukuran mobil Rp 200 jutaan, Wuling Cortez terasa sangat nyaman. Ketika digunakan di perkotaan maupun digas di tol, mobil ini cukup responsif. Begitu juga saat diajak menanjak asalkan pakai gigi yang pas buat nanjak.

Hanya, ada beberapa catatan yang dirasakan detikOto. Pertama dari sistem transmisi i-AMT di mana ada jeda saat perpindahan giginya, berbeda dengan transmisi otomatis konvensional yang lebih halus jedanya.

Wuling Cortez memang memiliki segudang fitur. Tapi ada beberapa fitur yang absen di mobil ini seperti fitur keyless entry, defogger di kaca belakang, dan pengaturan telescopic di setir. Untuk yang terakhir, pengaturan setir hanya bisa diposisikan naik-turun (tilt steering).

Berikut daftar harga lengkap Wuling Cortez on the road Jakarta:
Cortez 1.8C 6MT Rp 218 juta
Cortez 1.8C i-AMT Rp 228 juta
Cortez 1.8C Lux+i-AMT Rp 233 juta
Cortez 1.8l Lux+6MT Rp 254 juta
Cortez 1.8 L Lux+i-AMT Rp 264 juta.

Infografis Wuling CortezInfografis Wuling Cortez Foto: Fuad Hasim


Hide Ads