Dari Jenderal Sekarang Buat Bus Listrik, Ini Cerita Moeldoko

Dari Jenderal Sekarang Buat Bus Listrik, Ini Cerita Moeldoko

Dadan Kuswaraharja - detikOto
Minggu, 04 Mar 2018 13:53 WIB
Foto: Khairul Imam Ghozali
Jakarta - Pensiun dari militer, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mendirikan perusahaan otomotif PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang memproduksi bus listrik. Bagaimana cerita awal Moeldoko tertarik terjun ke industri otomotif?

Moeldoko bercerita setelah dirinya pensiun dia berdiskusi dengan anak istrinya apa yang bakal digarap olehnya. Moeldoko awalnya mengincar bisnis pertanian.

"Saya juga tertarik karena dibesarkan di pertanian, ayah saya petani murni. Saya terjun ke pertanian tidak sekedar mencari duit, tapi ingin ada perubahan mindset petani agar punya semangat, perubahan motede ingin memberikan cara dan bukti nyata akhirnya saya ciptakan benih M70D yang dalam 70 hari sudah bisa panen dengan kurang lebih 6,5 ton,
"Bertani tidak cukup seperti itu, saya kemudian merangkul mahasiswa sehingga bisa transfer teknologi ke petani, juga soal hama. Saya dulu mulai dari lahan seluas 6 hektar, sekarang per April sudah 15.000 hektar bersama-sama petani," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cukup puas di pertanian, Moeldoko mulai mengincar teknologi baterai listrik. Dia sudah mengenal teknologi ini saat masih menjadi wakil gubernur Lemhanas. Moeldoko mengaku dirinya terinspirasi dari Dr Eka Fajar, ilmuwan Indonesia di Sony yang menulis di media massa soal baterai listrik.

"Saya undang dia saya ingin tahu. Dia kaget pas didatangi Babinsa Depok, soalnya saya perintahkan sama Babinsa Depok, cari manusia ini sampai ketemu, akhirnya Dr Eka Fajar kebingungan, ada apa dipanggil jenderal," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, dia menantang Dr Eka menciptakan baterai untuk alat komunikasi standar militer dengan harga murah, ringan tapi tahan lama. "Saya beri dia pekerjaan dan dia berhasil ciptakan," ujarnya. Dari penelitian baterai buatan Dr Eka itu ternyata memang terbukti tangguh.

Setelah pensiun, Moeldoko kemudian diajak ke Shanghai, China untuk melihat pabrik baterai. "Saya tertarik, saya semakin mendidih untuk mengaktualisasikan apa yang saya pikirkan. Waktu itu ada perdebatan di Shanghai, soal apakah pabrik dibuat di Indonesia atau dibuat di Shanghai, setelah 3 bulan mereka menyerah akhirnya dibuatlah di Indonesia," ujarnya disambut tepuk tangan undangan yang menghadiri penandatangan nota kesepahaman dengan China Trustful Group Limited, sebuah perusahaan produsen bus elektrik di China di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Untuk mengembangkan bus listrik, Moeldoko menggandeng Bambang Tri Sasongko yang sekarang menjabat Direktur Teknik PT Mobil Anak Bangsa.

"Pak Bambang ini jagoannya, wah diskusi dan seterusnya saya bilang oke secepatnya, waktu saya declare akan membuat bus di Indonesia bulan Maret 2017, bulan Agustus 2017 sudah rilis prototipe pertama, kita undang stakeholder dari Perhubungan, PLN, ESDM, Perindustrian, saya presentasikan inilah mobil yang kita buat, semua berpikir 'Ah ini kan masih rencana'. Saya katakan 'Habis ini tidak ada pertanyaan?' Saya ajak keluar dan saya ajak naik mobil listrik semuanya terkaget-kaget, ternyata yang saya presentasikan sudah dalam wujud yang bisa berjalan. Saya gas lagi, kita harus segera buat prototipe kedua," ujarnya.

Prototipe itu sudah diuji coba sejauh 2.400 km melalui berbagai medan. Kemudian pada prototipe kedua, Moeldoko mengklaim ada peningkatan kualitas, dia berani menyandingkan busnya dengan buatan Eropa.

"Saya tidak mau tahu, standarnya Eropa gak mau yang aneh-aneh, alhamdulillah ini sudah standar Eropa, kebetulan saya dengan tim ini punya semangat, ini sepenuhnya investasi saya belum melibatkan pihak-pihak lain," ujar Moeldoko. (ddn/ddn)

Hide Ads