Kendaraan ramah lingkungan saat ini sudah banyak dikembangkan. Mulai dari mobil hybrid yang menggabungkan mesin bakar dan motor listrik hingga kendaraan bertenaga hidrogen yang sama sekali tidak mengeluarkan emisi.
Setidaknya ada empat tahapan kendaraan sebelum benar-benar tak mengeluarkan emisi sama sekali. Pertama adalah kendaraan hybrid konvensional, lalu lanjut ke plug-in hybrid, kemudian ke elektrik sepenuhnya, sampai kendaraan sel bahan bakar dengan tenaga hidrogen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, kendaraan hybrid hanya menggunakan 25 persen elektrifikasi, plug-in hybrid 75 persen elektrifikasi, mobil listrik sepenuhnya dan mobil hidrogen 100 persen elektrifikasi.
"FCV (kendaraan sel bahan bakar/bertenaga hidrogen) itu close to zero emission, karena menggunakan H2 (hidrogen yang juga diproduksi dengan cara tanpa emisi). Kalau BEV (baterai electric vehicle/mobil listrik sepenuhnya) itu zero emission, tapi pembangkit listriknya yang belum," kata Warih saat ditemui di Tokyo, Jepang.
"Itu step by step. Tapi konsumen Indonesia maunya apa itu harus dilihat. Kalau dari hybrid lompat langsung ke elektrik bisa saja. Kembali lagi customer maunya seperti apa. Infrastruktur gimana, baterai gimana, operation cost seperti apa. itu kan yang jadi pertanyaan customer," ujar Warih. (rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis