Gadis Payung Nan Seksi di MotoGP, Perlukah?

Gadis Payung Nan Seksi di MotoGP, Perlukah?

Rifqi Ardita Widianto - detikOto
Rabu, 17 Mei 2017 18:07 WIB
Foto: Getty Images Sport
Jakarta - Di antara mesin-mesin yang mulai menderu, mekanik yang sibuk, dan para pebalap yang bersiap di garis start balapan, ada hal lain yang pasti tampak: Grid Girl.

Ada banyak istilah untuk para gadis di garis start ajang balapan ini, selain grid girl, ada pula sebutan gadis payung, race queen, atau gadis-gadis pit. Sebutan gadis payung sendiri kadang kurang relevan mengingat di balap mobil seperti Formula 1, mereka tak memegang payung melainkan nomor pebalap.

Baru-baru ini muncul kabar bahwa ajang balap MotoGP di Catalunya, kemungkinan bisa tanpa para gadis ini. Sebab peran itu dinilai tak sesuai dengan era abad 21, yang seharusnya menekankan kesetaraan gender dan mengikis bentuk-bentuk eksploitasi wanita.

Wanita Seksi Menghilang di MotoGP Catalunya?

Sebenarnya apa tugas para gadis ini? Pada dasarnya mereka adalah duta promosi. Jadi tugasnya mempromosikan ajang balap, tim balap, atau siapapun pihak yang merekrut mereka untuk diiklankan.

Lalu kenapa harus gadis-gadis? Sebabnya ya kurang lebih karena olahraga balapan didominasi oleh para pria: dari pebalapnya, mekanik, sampai para penontonnya. Oleh karena itu, para gadis ini memberikan nuansa berbeda dan jelas akan menarik perhatian untuk para pria di arena.

Tapi jangan salah sangka dulu, bukan berarti hanya ada para gadis di garis start. Dalam beberapa kesempatan juga ada kok para jejaka start. Misalnya mantan pebalap Moto3 Ana Carrasco, yang pernah didampingi umbrella boy, juga Shelina Moreda saat di ajang AMA Professional.

Mantan pebalap Moto3 Ana Carrasco di MotoGP Argentina 2015.Mantan pebalap Moto3 Ana Carrasco di MotoGP Argentina 2015. Foto: Getty Images Sport/Mirco Lazzari gp



Barangkali yang sesungguhnya menjadi persoalan adalah bagaimana para gadis start ditampilkan. Seringkali menggunakan baju yang amat minim atau sangat ketat semata-mata demi menarik perhatian. Padahal matahari di sirkuit bisa amat menyengat.

Satu hal lainnya: sepatu hak tinggi yang kadang bukan main tingginya, bisa mencapai 17-20 cm (!). Padahal untuk setiap gelaran balap motor bisa berlangsung seharian dan pria-pria, mungkin sebagian besar, takkan bisa membayangkan betapa menyiksanya sepatu hak tinggi. Belum lagi soal tantangan-tantangan lainnya, misalnya menghadapi para penggemar balapan di arena.

Grid girl di GP Formula 1 Brasil.Grid girl di GP Formula 1 Brasil. Foto: Getty Images Sport



Nah, ini dinilai kontraproduktif dengan ide-ide kesetaraan gender dan emansipasi wanita saat ini. Sebab dunia olahraga otomotif masih disoroti terkait masih minimnya perempuan yang berkiprah di sana.

Alih-alih mempromosikan ajang dengan cara lama, ada harapan agar dunia otomotif lebih memerhatikan soal bagaimana menumbuhkan rider-rider perempuan. Bahkan saat ini perlengkapan berkendara atau balap untuk perempuan bisa dikatakan masih amat minim.

Nah, kalau kemudian para pebalap perempuan jumlahnya tumbuh pesat dan kompetitif, maka boleh jadi juga akan ada lebih banyak jejaka-jejaka di garis start. Akan lebih ada keseimbangan, setidaknya dalam hal proporsi jumlah.

Grid girl di MotoGP Malaysia 2016.Grid girl di MotoGP Malaysia 2016. Foto: Getty Images Sport



Soal ide peniadaan gadis start di MotoGP Catalunya, kemungkinan nanti akan jadi isu yang berkembang. Tapi menurut Anda, sebenarnya seberapa perlu sih keberadaan para gadis ini? (raw/ddn)