Salah satu merek motor listrik itu adalah Zero Motorcycles. Motor ini dibawa PT Garansindo Technologies (GT) ke Indonesia.
Dua motor Zero sudah dicoba sebelumnya yakniΒ Zero tipe FX danΒ Zero tipe S model Polisi. Kali ini detikOto ingin mengulas tipe lain dari Zero yakni Zero SR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikOto mendapat kesempatan menjajal motor ini di jalanan Jakarta. Meski cukup padat, detikOto masih bisa merasakan akselerasi maksimal dari Zero SR ini.
Di tengah jalanan yang padat, detikOto tak merasa terlalu lelah karena motor ini tidak menggunakan tuas kopling. Cukup menekan tombol pengalir arus di setang sebelah kanan dan memutar sedikit tuas gas, motor ini sudah melaju.
Ada 3 mode berkendara yang bisa dirasakan pengendaranya yakni mode Eco, Custom dan Sport. Mode Eco memaksimalkan efisiensi konsumsi listrik dari baterai, namun tenaganya agak tertahan. Berbanding terbalik dengan mode Sport yang memberikan tenaga maksimal namun boros baterai. Sementara mode Custom, pengendaranya bisa menyesuaikan keluaran tenaga dan konsumsi listrik sesuka hati melalui sebuah aplikasi di iOS.
Penasaran? Yuk simak ulasannya.
ο»Ώ1. Tampilan Gagah Khas Motor Streetfighter
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
|
Dengan setang yang lebar, motor ini tampak macho. Apalagi adanya beberapa guratan garis-garis tegas yang seakan menggambarkan aerodinamis.
Motor ini memiliki wheelbase 1.410 mm. Ketinggian joknya sebesar 807 mm.
Karena Zero SR ini merupakan motor listrik, mungkin sekilas agak membingungkan bagi sebagian orang. Sebab, motor ini tak memiliki knalpot dan tuas kopling. Distribusi tenaga motor ini pun menggunakan karet belt yang cukup besar di sebelah kiri motor.
Sudut-sudut bodi motor ini pun dibuat dengan lekukan-lekukan tajam. Hal itu membuat tampilan motor ini semakin gagah.
2. Posisi Riding
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
|
Posisi kaki detikOto yang ditopang oleh dua foot step di kanan-kirinya cukup nyaman.
Setang yang lebar membuat posisi riding motor ini tidak terlalu membungkuk. Hal itu membuat berkendara menggunakan motor ini cukup nyaman.
Namun, setang yang lebar itu justru menyulitkan detikOto untuk bermanuver di sela barisan mobil-mobil di Jakarta.
Soal pandangan ke depan pun tak menyulitkan. Sebab, motor ini tidak membuat badan pengendaranya terlalu membungkuk.
Pandangan ke belakang melalui kaca spion pun mudah dijangkau. Dengan spion yang lebar, objek di cermin terlihat lebih luas.
Soal kenyamanan, motor ini juga telah dilengkapi dengan suspensi depan Showa 41 mm inverted cartridge forks, with adjustable spring preload, compression and rebound damping. Sementara suspensi belakangnya adalah Showa 40 mm piston, piggy-back reservoir shock with adjustable spring preload, compression and rebound damping.
Saat melalui jalan bergelombang, guncangan tak terlalu keras. Jadi, berkendara lebih nyaman.
3. Performa Dahsyat dengan Torsi yang Besar
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
|
Sekali tarik tuas gas, motor langsung melesat cepat. Itu pun masih menggunakan mode Eco. Lebih dahsyat lagi kalau pakai mode Sport.
Sebagai informasi, Zero SR dilengkapi dengan motor listrik tipe Z-Force 75-7 passively air-cooled, high efficiency, radial flux, permanent high-temp magnet, brushless motor. Motor listrik ini didukung dengan kontroler high efficiency, 660 amp, 3-phase brushles motor dengan regenerative deceleration.
Tenaga motor listrik itu disuplai dari baterai Z-Force Li-Ion intelligent dengan kapasitas maksimal 12,5 kWh.
Tenaga dari motor ini bisa mencapai 50 kW atau setara dengan 67 daya kuda. Torsinya bisa mencapai 144 Nm.
Alhasil, akselerasi dari 0-100 km/jam pun cukup membutuhkan 3,3 detik. Kecepatan tertingginya hingga 164 km/jam. Bisa dibayangkan Otolovers tarikan dari motor listrik ini.
Zero SR ini menawarkan tiga mode berkendara. Mode Eco untuk berkendara irit, mode Sport untuk menghasilkan tenaga yang maksimal dan mode Custom yang bisa disesuaikan oleh pengendaranya melalui sebuah aplikasi di iOS.
Sekali tarik tuas gas, motor bisa langsung melesat. Padahal, dengan mode Eco yang secara otomatis memberikan performa eco driving motor masih bisa diajak berakselerasi. Apalagi dengan mode sport, motor ini bisa lebih ngacir lagi.
detikOto menjajal motor listrik ini di sekitaran Jakarta pada siang hari yang terbilang cukup ramai dengan kendaraan. Namun, di beberapa ruas jalan ada kesempatan untuk mengakselerasi motor ini semaksimal mungkin menggunakan mode Sport.
Saat menggunakan mode Sport, akselerasi motor ini terbilang mengagetkan. Sekali tarik tuas gas, rasanya seperti sedang naik wahana jet coaster. Angka speedometer dengan cepat berubah ke angka yang lebih tinggi.
Saat itu detikOto sempat melihat speedometer menyentuh angka 110 km/jam. Sayangnya, jalanan tidak memungkinkan untuk menambah kecepatan karena cukup ramai dengan kendaraan.
Beruntung detikOto masih bisa mengendalikan motor ini. Pengereman sangat terbantu berkat adanya fitur anti-lock braking system (ABS) yang membuat roda tidak mengunci saat pengereman keras.
Untuk diperhatikan, motor listrik ini sangat sunyi, hampir tidak memiliki suara. Jadi, mungkin kendaraan di sekitarnya tidak menyadari ada motor listrik ini.
4. Konsumsi Baterai
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
|
Waktu pengisian baterai normal selama 8,6 jam dari kondisi 0% hingga 100%. Namun, ada aksesoris tambahan charger cepat yang hanya membutuhkan waktu 2,4 jam.
detikOto menguji motor ini di jalanan Jakarta sejauh 33 km (terlihat dari odometer awal 3.280 km hingga odometer akhir 3.313 km). Selama pengujian, detikOto menggunakan mode Eco dan mode Sport dengan beberapa kali mencoba akselerasi maksimal pada motor ini.
Sebelum berangkat, posisi baterai menunjukkan angka 89 persen. Setelah diuji baterai berkurang 13 persen menjadi 76 persen. Pada cluster meter, terdapat rata-rata konsumsi listrik yang menunjukkan angka 29,1 what/km.
5. Kesimpulan
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
|
Tak hanya itu, motor ini juga ramah lingkungan mengingat tidak adanya emisi gas buang yang dihasilkan. Zero mengklaim, efisiensinya setara dengan 0,51 liter / 100 km.
Namun, untuk yang tidak biasa mengendarai motor bergenre sport mungkin akan kaku dengan radius putar motor listrik ini. Sebab, radius putas motor ini cukup pendek.
Sayangnya, motor ini tidak memberikan tempat penyimpanan yang aman untuk pengendaranya. Storage untuk menyimpan kabel charger di bagian tangki hanya berupa kain dengan penutup ritsleting. Storage yang berupa kain dengan ritsleting itu mungkin mudah basah kalau terkena hujan, dan mudah rusak. Secara keamanan juga dikhawatirkan.
Halaman 2 dari 6
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah