Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya tengah menjadi sorotan. Sebab dia menyatakan polusi di Jakarta dan sekitarnya bukan berasal dari asap PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Suralaya di Cilegon, Banten. Bicara soal otomotif, ini mobil yang dimiliki Menteri LHK Siti Nurbaya.
Dikutip dari situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Siti Nurbaya tercatat memiliki total harta kekayaan senilai Rp 5.473.278.057. Harta itu dilaporkan pada 22 Maret 2023/Periodik - 2022 dengan jabatan Siti Nurbaya sebagai Menteri LHK.
Dari total harta kekayaan itu, senilai Rp 4.025.000.000 merupakan harta berbentuk tanah dan bangunan. Kemudian harta bergerak lainnya Rp 198.908.000, serta kas dan setara kas Rp 799.370.057.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk harta kategori alat transportasi dan mesin, nilainya Rp 450.000.000. Menteri LHK Siti Nurbaya tercatat memiliki mobil Mitsubishi Outlander tahun 2013 hasil sendiri dengan taksiran harga Rp 150.000.000. Dia juga memiliki Toyota Crown Royal Saloon 3.0 G A/T 2009 hasil sendiri dengan taksiran harga Rp 300.000.000.
Diberitakan sebelumnya, Siti menyatakan polusi di Jakarta dan sekitarnya bukan berasal dari PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. Siti Nurbaya menyebut bahwa uap PLTU justru bergerak ke arah Selat Sunda.
Hal ini disampaikan Siti usai melakukan rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023). Dia menjelaskan KLHK telah melakukan kajian berdasarkan studi satelit, sentinel hingga resolusi satelit periode 27 Juli-9 Agustus 2023.
"Jadi yang kami pelajari yang periode 27 Juli sampe 9 Agustus 2023. Dan sebelumnya pada tahun 2019 ketika heboh-heboh ini juga ada kami juga lakukan studi. Sama konfirmasi studinya PLN dengan KLHK bahwa dugaan polusi udara karena PLTU Suralaya itu kurang tepat," kata Siti Nurbaya dikutip dari detikNews.
Dia mengatakan bahwa hasil analisis KLHK menunjukkan uap PLTU bergerak ke arah Selat Sunda. Kondisi ini juga ditopang oleh arah angin. "Sebab hasil analisis uapnya itu pencemarannya dia bergeraknya tidak ke arah Jakarta tapi bergerak ke arah Selat Sunda dan itu ditopang oleh arah angin yang menurut data BMKG," bilang Siti.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah