Bupati Karanganyar Juliyatmono kembali menjadi sorotan. Dia pernah menghebohkan publik karena mendapatkan mobil dinas baru Jeep Wrangler Rubicon, kali ini kontroversi amplop dana bansos di Karanganyar bertuliskan namanya dan sang istri. Menilik sisi lain dari Juliyatmono bagaimana isi garasinya?
Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan pada 29 Maret 2021, Juliyatmono memiliki total harta kekayaan sebesar Rp 8,8 miliar, tepatnya Rp 8.837.883.296.
Dari total kekayaannya tersebut, sebesar Rp 390.900.000 merupakan alat transportasi dan mesin. Jika melirik dari daftarnya, Juliyatmono nampaknya memang penggemar mobil SUV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koleksi mobilnya tercatat hanya dua unit, pertama Nissan Terrano tahun 2004 yang ditaksir nilainya Rp 47 juta. Mobil keduanya juga masih kategori SUV, yakni Dodge Journey 2.4 AT tahun 2012 senilai Rp 235 juta.
Sementara untuk urusan sepeda motor terdiri 5 unit dengan berbagai tipe dan model. Dua motor tidak disebutkan jenisnya; Honda tahun 2013 seharga Rp 3,2 juta, dan Honda tahun 2015 senilai Rp 3 juta.
Sisanya merupakan motor skutik, sport, dan moge. Untuk motor skutik, Juliyatmono terdaftar memiliki Yamaha Mio tahun 2008, harganya ditaksir Rp 2,7 juta. Ini terdata didapatkan dari hasil warisan.
Lanjut motor sport fairing, Juliyatmono memiliki Honda CBR 150 tahun 2011 yang ditaksir Rp 15 juta. Motor terakhir ialah Honda Rebel tahun 2017, harganya ditaksir Rp 85 juta.
Selain Yamaha Mio, motor dan juga mobil yang dimiliki Juliyatmono merupakan atas hasil sendiri.
Bupati Karanganyar tuai sorotan publik saat pakai Jeep Rubicon
Kabar mobdin mewah untuk Bupati Karanganyar ini mulai muncul akhir 2019 lalu. Dia menampik jika mobil dinas Jeep Wrangler Rubicon adalah usulan dirinya. Namun demikian, dia juga tak menolak jika diberi mobil dinas seharga Rp 1,9 miliar itu.
"Saya kan hanya memakai. Mungkin (ucapan) terima kasih, memberi penghargaan kepada saya," kata Juliyatmono saat itu kepada wartawan melalui telepon, Rabu (4/12/2019).
Saat itu Juliyatmono mengaku sejak dulu tidak pernah meminta apapun untuk kepentingan dirinya. Fasilitas apapun yang didapat akan dia pakai.
"Saya itu tidak pernah neko-neko. Saya kan sebenarnya punya hak, tapi tidak saya pakai sejak dulu. Saya kendaraan apapun oke-oke saja. Fasilitas tidak pernah saya ributkan. Saya apa adanya, wong ndeso," ujarnya.
Beralih dari kontroversi soal Rubicon, Juliyatmono kembali bikin heboh publik usai namanya dan nama istrinya yang juga anggota DPRD setempat, Siti Khomsiyah, tertera dalam amplop bantuan sosial (bansos) tunai yang diserahkan kepada pedagang kaki lima (PKL) terdampak PPKM Darurat. Padahal dana bansos tersebut bersumber dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Karanganyar.
Kepala Disdagnakerkop dan UKM Karanganyar, Martadi, mengakui soal amplop bertuliskan nama Bupati dan istrinya tersebut. Pihaknya mengaku keliru dan sudah mengganti amplop yang digunakan untuk membagikan bansos tunai tersebut.
"Saya akui saya kurang mengontrol. Saya tidak mengontrol sejauh itu. Saya terima kasih diingatkan," kata Martadi.
Namun demikian, Juliyatmono mengaku tak tahu-menahu alasan bawahannya memakai amplop bertuliskan nama dia dan istrinya untuk membungkus uang bansos dari dana Baznas tersebut.
"Mungkin kan kehabisan amplop atau apa, nggak tahu. (Seharusnya) Amplopnya (tulisannya) ya bupati lah, besok harus bupati," bebernya.
"Masyarakat sudah tahu kalau itu dari Baznas, kita kan minta (dana Baznas) itu. Bahwa kemarin saya, lho kok amplopnya (begitu), ya besok digantilah. (Tulisannya) Dari bupati ya boleh, dari Baznas juga boleh," pungkasnya.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah