Arifin Putra Fans Berat Mobil Listrik Tesla

Arifin Putra Fans Berat Mobil Listrik Tesla

Dina Rayanti - detikOto
Rabu, 21 Des 2016 07:38 WIB
Foto: Ismail/detikHOT
Jakarta - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla berhasil menarik perhatian selebritis sekaligus pemain film, Arifin Putra. Arifin mengaku Tesla merupakan mobil impiannya, namun karena infrastruktur belum memadai di Jakarta, ia ragu untuk membelinya.

"Mobil impian gue Tesla, kalau nggak Tesla model S, model X, itu gue ngefans banget, Model 3 itu pengen banget cuma masalahnya infrastruktur belum jalan, listrik kita satu itu mahal dan kalau misalnya di Amerika ada off peak dan high peak. Kalau off-peak kan lebih rendah harganya, kalau di kita kan sama aja jam berapapun juga sama harganya," kata Arifin kepada detikOto.

Waktu pengisian ulang baterai yang lama membuat Arifin khawatir terlebih jalanan di Jakarta yang macet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kan mesti di-charge sampe 7 jam atau 8 jam, tapi kalau di Amerika ada yang namanya supercharger dalam setengah jam itu udah keisi setengah kan lumayan, di Indonesia nggak ada. Disitu juga kalau mau ke mal ke kantor ada chargernya di kita nggak ada. Kalau sampe kejebak macet gimana coba," keluh Arifin.

Tesla Model 3Foto: Tesla Motors
Tesla Model 3


Ia menyukai merek Tesla karena Tesla dikembangkan sendiri belum melibatkan banyak pihak, sehingga jika mengalami kerusakan tidak perlu berurusan dengan banyak pihak.


Arifin Putra Fans Berat Mobil Listrik TeslaFoto: Rangga Rahadiansyah

"Kalau emang resmi, pengen banget, yang paling maju saat ini Tesla, kalau yang lain-lain masih ngikut-ngikut kagetan aji mumpung dan kalau Tesla mereka itu vertical integration jadi semuanya dari mereka semua, jadi mobil kaya handphone, ada masalah 'oh tinggal update aja', update lewat internet," jelas Arifin.

"Mobil lain mereka kan cuma desain mobilnya tapi hampir 90 persen sisanya dibangun oleh ratusan suplier, jadi kalau ada satu masalah mereka harus ngecek ke ratusan suplier yang bikin kesalahan siapa. Kalau Tesla masih puluhan, kalau mereka bisa bikin in-house ya in-house jadi kalau sampai ada masalah cepet nemuin sumber masalah dimana," tutup Arifin.


(dry/ddn)

Hide Ads