Rutinitas yang selalu dilakukan PT Astra Honda Motor (AHM) setelah prosesi launching produk terbarunya adalah sesi test ride. Kali ini pun demikian, setelah resmi meluncurkan Honda BeAT eSP Series, AHM kembali mengajak sejumlah awak media otomotif nasional untuk melakukan test ride.
Tak ingin melewatkan kesempatan emas begitu saja, detikOto pun ikut pada sesi test ride Honda BeAT eSP Series ini di pabrik ke-4 AHM yang berada di Kawasan Industri Indotaisei Sektor II, Blok A Kota Bukit Indah, Kalihurip, Cikampek 41373, Karawang, Jawa Barat.
Berbeda dengan sesi test ride lainnya, kali ini awak media termasuk detikOto hanya diberikan kesempatan untuk merasakan teknologi eSP dan fitur canggih Idling Stop System (ISS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tampilan yang sporty dan stylish
|
Honda BeAT eSP ini hadir dengan konsep desain sporti yang memiliki handle cover berlekuk tajam, sementara varian terbaru Honda BeAT POP eSP hadir dengan konsep desain yang stylish dan memiliki lekuk yang lebih halus.
Kedua model ini tetap mempertahankan ukuran bodi ramping yang cocok dan nyaman bagi masyarakat Indonesia. Kehadirannya mengusung beragam fitur unggulan yang semakin diperkaya dengan fitur skutik kelas atas.
Ketika melihat kedua skutik itu, yang detikOto nilai adalah untuk BeAT eSP memang terlihat lebih sporty karena lekukan bodinya yang tajam, dan untuk BeAT Pop eSP lebih stylish karena lekukan bodinya yang sedikit lebih melebar.
2. Merasakan teknologi eSP
|
Dirancang sempurna untuk menghasilkan performa tinggi, efisiensi bahan bakar lebih baik dan ramah lingkungan, yang dirangkai secara ringan dan compact.
Saat sesi test ride yang jalurnya hanya lurus kurang lebih 80 meter ini, detikOto mencoba untuk merasakan teknologi eSP yang ada pada Honda BeAT terbaru ini.
Saat itu, detikOto hanya diminta menjalankan motornya dengan kecepatan 40 km/jam dengan jalur lurus itu. Disitu bisa disimpulkan kalau teknologi pada eSP ini mampu memberikan pembakaran sempurna melalui rotasi vertikal dan aliran maksimal saat pencampuran bahan bakar dengan udara, sehingga penyebaran lebih merata.
Selain itu, teknologinya juga mampu mengurangi gesekan dengan aplikasi offset cylinder, roller rocker arm dan dinding silinder bertekstur untuk menjaga bentuk lingkaran sempurna sehingga dapat mengurangi distorsi dan kerugian akibat gesekan lainnya.
Melalui cara kerjanya yang optimal, teknologi dasar eSP mampu memberikan manfaat maksimal pada sepeda motor. Teknologi eSP memaksimalkan pembakaran secara efisien dan meminimasi gesekan untuk mengurangi resiko terbuang percuma, serta mengoptimalkan energi yang keluar dari bahan bakar yang berharga.
Perbedaanya antara BeAT FI dengan eSP Series sangat jauh berbeda. Meski motor dikendalikan dengan kecepatan yang minim, tapi yang dirasakan tarikannya lebih enteng dan motor terasa lebih gesit.
3. Menguji fitur canggih Idling Stop System (ISS)
|
Ketika motor berjalan dan berhenti di tempat yang sudah ditentukan, dalam hitungan kurang dari 6 detik, mesin motor sudah mati dan akan otomatis menyala lagi ketika detikOto memulai menarik selongsong gas.
Dari mesin mati hingga menyala lagi, tidak perlu waktu yang lama. Sehingga ketika hal itu terjadi di lampu merah, maka motor akan bisa melaju lagi ketika lampu hijau menyala dan pengendara menarik selongsong gas.
4. Suara mesin tak lagi kasar saat pertama di starter
|
Di Honda BeAT eSP Series ini, Honda mendengar keluhan dari para penggunanya sehingga suara mesinnya tidak lagi kasar saat pertama menghidupkan mesin.
Suara mesin yang halus itu berkat adanya teknologi yang bernama ACG Starter. Ketika detikOto menghidupkan mesin menggunakan electric starter, ternyata benar suara mesinnya tidak lagi kasar.
Bahkan, ada satu rekan media yang mengatakan suara mesinnya sudah menyala atau belum. Padahal kenyataanya, mesin motor Honda BeAT sudah menyala.
Ketika motor dalam kodisi jalan juga seperti itu, suara mesinnya benar-benar halus tidak seperti BeAT model sebelumnya.
5. Kesimpulan
|
- Tampilannya lebih sporty apalagi model BeAT eSP
- Suara mesin jauh lebih halus dibanding model sebelumya
- Nyaman untuk dikendarai
Poin Minus
- Untuk pengendara yang memiliki tinggi badan 175 cm, dirasa kurang nyaman
- Pijakan kaki apabila pengendara ingin sedikit lebih kebelakang merasa tidak nyaman.
Komentar Terbanyak
Kok Bisa Oknum TNI Lawan Arah Ditegur Karyawan Zaskia Mecca Malah Mukul?
Viral Tesla Cybertruck Pelat ZZH Pakai Patwal 'Tot Tot Wuk Wuk'
Komunitas Motor tapi Tak Tahu Etika: Adang Bus di Tikungan, Turunan, Marka Garis Solid