Yamaha R6, Moge Sangar nan Sporty

Ototes

Yamaha R6, Moge Sangar nan Sporty

- detikOto
Rabu, 12 Mar 2014 15:49 WIB
Yamaha R6, Moge Sangar nan Sporty
Jakarta - Yamaha meluncurkan kuartet motor gedenya yakni R1, R6, TMAX dan VMAX bulan November lalu. Rasa penasaran menjajal motor gede Yamaha langsung pupus, begitu Yamaha Indonesia memberikan kesempatan kepada detikOto menguji salah satunya.

Ya, detikOto berkesempatan menjajal moge Yamaha R6. detikOto pun tidak menyia-yiakannya.

Tidak perlu panjang lebar, yuk kita simak bagaimana detikOto merasakan dan menilai moge Yamaha yang dibanderol Rp 220 juta ini!

1. Tampilan yang sangar dan sporty

Kesan pertama ketika bertemu dengan motor itu di pabrik Yamaha yang berada di Pulo Gadung, Jakarta adalah tampilannya yang begitu luar biasa.

Kesan sangar dan juga sporty begitu melekat pada Yamaha R6, ditambah lagi dengan warna biru yang semakin menguatkan kesan machonya.

Aura motor sport pada tampilannya juga begitu kental dirasa terutama pada desain double headlamp yang sesuai ciri khas motor sport. Begitu juga dengan desain lampu belakang yang dibuat meruncing selaras dengan ujung bodi bagian belakang sehingga terlihat seperti motor modern.

Desain speedometernya juga tampil sporty dimana dikombinasikan antara instrumen digital dengan analog. Ada juga indikator yang multifungsi.

Hanya saja instrumen konsumsi bahan bakarnya tidak tersedia. Jadi kalau cadangan BBM ditangki sudah mau habis, nanti ada lampu indikator yang berlogo derigen BBM mengedip berwarna orange.

Jika sudah seperti itu tandanya cadangan BBM di dalam tangki sudah mau habis. Untuk pencahayaan juga sangat baik karena motor ini sudah dilengkapi AHO pada sisi kiri dan lampu jauh di sisi kanan.

Sementara itu, rangkanya menggunakan deltabox alumunium yang terinspirasi MotoGP sehingga membuat pengendalian mantap, gesit, ringan dan stabil.

1. Tampilan yang sangar dan sporty

Kesan pertama ketika bertemu dengan motor itu di pabrik Yamaha yang berada di Pulo Gadung, Jakarta adalah tampilannya yang begitu luar biasa.

Kesan sangar dan juga sporty begitu melekat pada Yamaha R6, ditambah lagi dengan warna biru yang semakin menguatkan kesan machonya.

Aura motor sport pada tampilannya juga begitu kental dirasa terutama pada desain double headlamp yang sesuai ciri khas motor sport. Begitu juga dengan desain lampu belakang yang dibuat meruncing selaras dengan ujung bodi bagian belakang sehingga terlihat seperti motor modern.

Desain speedometernya juga tampil sporty dimana dikombinasikan antara instrumen digital dengan analog. Ada juga indikator yang multifungsi.

Hanya saja instrumen konsumsi bahan bakarnya tidak tersedia. Jadi kalau cadangan BBM ditangki sudah mau habis, nanti ada lampu indikator yang berlogo derigen BBM mengedip berwarna orange.

Jika sudah seperti itu tandanya cadangan BBM di dalam tangki sudah mau habis. Untuk pencahayaan juga sangat baik karena motor ini sudah dilengkapi AHO pada sisi kiri dan lampu jauh di sisi kanan.

Sementara itu, rangkanya menggunakan deltabox alumunium yang terinspirasi MotoGP sehingga membuat pengendalian mantap, gesit, ringan dan stabil.

2. Performa mesin

Tiba saatnya merasakan berkendara dengan Yamaha R6. Kunci kontak sudah dalam posisi on dan tombol electric starter pun ditekan. Brummm, suaranya terdengar begitu sangar apalagi saat selongsong gas diputar secara berulang kali.

Selama menguji motor ini di jalanan sekitar Jakarta memang selalau menjadi pusat perhatian karena desain bodinya yang radikal dan raungan suara mesinnya yang dahsyat.

Untuk menguji performanya, detikOto menghampiri jalanan lurus di area Kemayoran. Jalan yang lurus membentang seolah menyambut aura sport motor ini.

Dengan segala kondisi jalan di sekitar, detikOto hanya sanggup berlari dalam kecepatan 120 km/jam. Lari sekencang itu di motor biasa dengan motor sport sungguhan seperti ini terasa beda. Tenaganya sangat terasa baik di putaran bawah ataupun atas.

Yamaha R6 ini juga memiliki teknologi YCC-I dan YCC-T seperti R1. YCC-T (Yamaha Chip Controlled Throttle) dari teknologi MotoGP dengan teknologi fly-by-wire untuk memberikan throttle response yang instan, dengan teknologi ini mampu mengontrol udara masuk ke dalam lubang bakar sehingga pembakaran optimal.

Selain itu tenaga yang dihasilkan selalu hadir di setiap putaran mesin. YCC-I (Yamaha Chip Controlled Intake) yaitu sistem variabel intake yang mampu membuat tenaga mesin lebih bertenaga di semua tingkat kecepatan, karena panjang pipa udara bisa menyesuaikan kebutuhan mesin.

Keunggulan lainnya dari R6 adalah knalpot titanium dilengkapi EXUP, yakni katup yang mengatur aliran gas buang sesuai dengan kecepatan motor. Hasilnya, kinerja mesin menjadi responsif dan efisien.

Kesan motor balap pada R6 juga dirasakan dari koplingnya yang terasa halus saat menurunkan gigi. Itu dikarenakan adanya teknologi slipper clutch yang dapat meredam torsi di roda belakang saat pindah gigi ke posisi lebih rendah pada saat putaran mesin terlalu tinggi .

Mesin R6 juga dibangun silinder tanpa liner berlapis ceramic-composite yang memiliki karakter pelepasan panas yang baik untuk power delivery yang konsisten dan berkurangnya hambatan gesek. Sedangkan sasisnya terbangun dari subframe magnesium menyebabkan berat motor yang tersentralisasi di tengah.

Ada juga four-way adjustable (preload, high-speed compression, low-speed compression dan rebound damping) upside down fork dengan 41 mm inner tubes, memungkinkan setingan untuk penggunaan di jalan raya atau menyesuaikan kondisi sirkuit.

2. Performa mesin

Tiba saatnya merasakan berkendara dengan Yamaha R6. Kunci kontak sudah dalam posisi on dan tombol electric starter pun ditekan. Brummm, suaranya terdengar begitu sangar apalagi saat selongsong gas diputar secara berulang kali.

Selama menguji motor ini di jalanan sekitar Jakarta memang selalau menjadi pusat perhatian karena desain bodinya yang radikal dan raungan suara mesinnya yang dahsyat.

Untuk menguji performanya, detikOto menghampiri jalanan lurus di area Kemayoran. Jalan yang lurus membentang seolah menyambut aura sport motor ini.

Dengan segala kondisi jalan di sekitar, detikOto hanya sanggup berlari dalam kecepatan 120 km/jam. Lari sekencang itu di motor biasa dengan motor sport sungguhan seperti ini terasa beda. Tenaganya sangat terasa baik di putaran bawah ataupun atas.

Yamaha R6 ini juga memiliki teknologi YCC-I dan YCC-T seperti R1. YCC-T (Yamaha Chip Controlled Throttle) dari teknologi MotoGP dengan teknologi fly-by-wire untuk memberikan throttle response yang instan, dengan teknologi ini mampu mengontrol udara masuk ke dalam lubang bakar sehingga pembakaran optimal.

Selain itu tenaga yang dihasilkan selalu hadir di setiap putaran mesin. YCC-I (Yamaha Chip Controlled Intake) yaitu sistem variabel intake yang mampu membuat tenaga mesin lebih bertenaga di semua tingkat kecepatan, karena panjang pipa udara bisa menyesuaikan kebutuhan mesin.

Keunggulan lainnya dari R6 adalah knalpot titanium dilengkapi EXUP, yakni katup yang mengatur aliran gas buang sesuai dengan kecepatan motor. Hasilnya, kinerja mesin menjadi responsif dan efisien.

Kesan motor balap pada R6 juga dirasakan dari koplingnya yang terasa halus saat menurunkan gigi. Itu dikarenakan adanya teknologi slipper clutch yang dapat meredam torsi di roda belakang saat pindah gigi ke posisi lebih rendah pada saat putaran mesin terlalu tinggi .

Mesin R6 juga dibangun silinder tanpa liner berlapis ceramic-composite yang memiliki karakter pelepasan panas yang baik untuk power delivery yang konsisten dan berkurangnya hambatan gesek. Sedangkan sasisnya terbangun dari subframe magnesium menyebabkan berat motor yang tersentralisasi di tengah.

Ada juga four-way adjustable (preload, high-speed compression, low-speed compression dan rebound damping) upside down fork dengan 41 mm inner tubes, memungkinkan setingan untuk penggunaan di jalan raya atau menyesuaikan kondisi sirkuit.

3. Sensasi berkendara

Aura motor sportnya memang begitu kental, saat duduk dan mencari posisi yang nyaman motor ini tetap harus mendapatkan pengendalian yang ekstra.

Untuk tinggi badan 175 cm, saat menungggangi motor ini masih sedikit jingjit. Posisi berkendara juga layaknya motor sport lainnya, badan sedikit merunduk dan handle bar ditempatkan sedikit di bawah.

Kembali lagi pada dasar motor ini yang memang dibuat untuk memacu andrenalin maka jika diajak jalan pelan atau kondisi macet sedikit pegal. Tapi jangan diragukan jika diajak bermanuver.

Selama menguji motor ini, detikOto tak jarang melewati jalanan yang macet. Satu hal, yang paling cepat dirasa pegal adalah bagian lengan yang intensitas memegang handle bar sangat tinggi.

Jika terus-terusan ditemukan jalanan yang macet maka, kurang dari 30 menit tangan dan punggung sudah terasa pegal. Motor seperti ini memang habitatnya di jalanan yang kosong sehingga mantap dipacu dengan kecepatan tinggi.

3. Sensasi berkendara

Aura motor sportnya memang begitu kental, saat duduk dan mencari posisi yang nyaman motor ini tetap harus mendapatkan pengendalian yang ekstra.

Untuk tinggi badan 175 cm, saat menungggangi motor ini masih sedikit jingjit. Posisi berkendara juga layaknya motor sport lainnya, badan sedikit merunduk dan handle bar ditempatkan sedikit di bawah.

Kembali lagi pada dasar motor ini yang memang dibuat untuk memacu andrenalin maka jika diajak jalan pelan atau kondisi macet sedikit pegal. Tapi jangan diragukan jika diajak bermanuver.

Selama menguji motor ini, detikOto tak jarang melewati jalanan yang macet. Satu hal, yang paling cepat dirasa pegal adalah bagian lengan yang intensitas memegang handle bar sangat tinggi.

Jika terus-terusan ditemukan jalanan yang macet maka, kurang dari 30 menit tangan dan punggung sudah terasa pegal. Motor seperti ini memang habitatnya di jalanan yang kosong sehingga mantap dipacu dengan kecepatan tinggi.

4. Kesimpulan

Poin Plus
- Tampilannya yang ciamik
- Tenaganya berlimpah
- Handling oke
- Stabil

Poin Minus
- Tangan cepat pegal
- Kurang nyaman jika berkendara di jalanan yang padat
- Desain penempatan pelat nomor belakang terkesan kepanjangan
- Dari gigi netral masuk ke gigi 1 cukup menghentak atau kurang halus

4. Kesimpulan

Poin Plus
- Tampilannya yang ciamik
- Tenaganya berlimpah
- Handling oke
- Stabil

Poin Minus
- Tangan cepat pegal
- Kurang nyaman jika berkendara di jalanan yang padat
- Desain penempatan pelat nomor belakang terkesan kepanjangan
- Dari gigi netral masuk ke gigi 1 cukup menghentak atau kurang halus
Halaman 2 dari 10
(ady/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads