Jakarta -
Mobil Crossover SUV (Sport Utility Vehicle) Mitsubishi Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) bisa dibilang mobil sultan yang dibanderol cukup tinggi. Saat pertama kali dikenalkan 2019 silam, harganya mencapai Rp 1,3 miliar.
Seperti yang tertera di website mitsubishi-motors.co.id, Outlander PHEV ini dibanderol Rp 1.322.700.000. Tapi, harga tersebut didiskon dan diganti menjadi Rp 898.000.000 (OTR Jakarta).
Outlander PHEV yang dibekali mesin bensin 2,4 liter MIVEC bisa menyemburkan 128 PS di 4.500 rpm dan torsi tertinggi 199 Nm. Energi dari baterai disuplai ke kedua motor listrik di depan-belakang. Konfigurasinya sekaligus menjadikannya sebagai mobil berpenggerak roda empat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mobil ini terbilang sangat bersahabat untuk dibawa mudik menjelajahi Tol Trans Sumatera dan jalur Trans Sumatera yang penuh lika-liku dengan medan yang berkontur tak menentu naik turun. Mobil ini mampu membuat pengemudi ataupun penumpangnya jadi lebih rileks dengan ruang kaki yang luas, fasilitas yang cukup mewah, serta kabin yang senyap.
"Suspensinya enak dan nyaman, Duduk di baris penumpang aja nggak terlalu berasa. Apalagi kan di jalanan Sumatera ini medannya lika-liku, sesuai dengan harganya kali ya.. nyaman," ujar Tata yang duduk di kursi belakang.
Ditambah lagi dengan sistem S-AWC (Super All Wheel Control) yang sangat membantu pengendalian tiap roda. Berbeda dengan kendaraan lain, kendaraan dari Mitsubishi Motors memiliki sistem penggerak yang sudah terintergrasi dengan AYC (Action Yaw Control), ABS (Anti-lock Braking System), dan ASTC (Active Stability & Traction Control) yang penggunaannya telah dioptimalkan.
Mudik Hemat Pakai Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Rachman_punyaFOTO |
Tata bersama keluarga memilih untuk jalan mudik ke kampung halamannya di Pagar Alam, Sumatera Selatan, berjalan malam, tepat sehari sebelum pemerintah menetapkan Cuti Bersama Libur Lebaran Idul Fitri 1444H. Rupanya ia justru terjebak antrean yang cukup lama di Pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni.
"Padahal udah milih yang penyeberangan ekspres. Antrenya panjang banget sampai 5 jam lebih. Apalagi kalau cuma ngambil yang penyeberangan reguler?" ujarnya penuh keheranan.
Untungnya salah satu kelebihan mobil ini juga bisa dijadikan sebagai sumber listrik. Bisa dibilang mobil ini sebagai genset berjalan karena terdapat sumber listrik AC berkapasitas 1500W dengan Power Supply (Plug: F Type) untuk berbagai kebutuhan eksternal yang mungkin dibutuhkan. Soket dari mobil ini dapat menyuplai aliran listrik dari baterai untuk beragam keperluan.
Dengan adanya AC 1500W Power Supply, saya sekeluarga bisa membawa Magicom sebagai penanak/pemanas nasi agar bisa selalu hangat di saat terjebak macet di Pelabuhan penyeberangan Merak.
"Jadi bisa angetin nasi dan lauk pauk meski terjebak antrean panjang," tuturnya lagi.
Oh iya, di sepanjang jalur mudik Tol Jakarta-Merak, kami menyempatkan diri untuk singgah dan mampir ke posko mudik Mitsubishi di Rest Area Tol Merak KM 68 A untuk mengecek kondisi kesehatan mobil. Pelayanannya sangat luar biasa maksimal dengan tempat istirahat yang nyaman, dilengkapi dengan kursi pijat, bean bag untuk rebahan dan bermain PS sebagai hiburan.
"Kopi, Teh dan Camilannya yang tersedia disana gratis semua. Teknisinya juga ramah dan problem solving banget! Pokoknya oke deh," ujar Anggah salah satu pengguna mobil Mitsubishi yang juga beristirahat dan mengecek kendaraan Xpander-nya untuk mudik ke Sumatera Barat.
Halaman berikutnya: Fitur Lengkap dan Irit BBM
Fitur Lengkap Nan Nyaman
Sepanjang perjalanan mudik kali ini kami sangat terbantu dengan fitur-fitur yang tersemat di Outlander PHEV. Seperti Apple CarPlay atau Android Auto yang cukup membantu mengarahkan perjalanan saya lengkap dengan beragam fasilitasnya seperti informasi SPBU, Rest Area atau restoran untuk kami menepi sejenak.
Tak hanya itu, audio dan speaker bawaannya untuk menyetel musik sepanjang perjalanan juga sangat bagus dan menghibur. Mobil ini dilengkapi dengan Rear Vent atau ventilasi AC yang dapat membuat penumpang menjadi lebih nyaman sepanjang perjalanan.
Informative Power Meter yang tersemat juga sangat berfungsi untuk menunjukkan banyaknya energi, tenaga regeneratif, tenaga mesin (kW), tenaga yang dihasilkan EV serta informasi lainnya saat mobil ini sedang digunakan.
Kenyamanan untuk pengemudi juga tersemat di Forward Collision Mitigation System (FMC). Adanya kamera dan radar pada mobil ini, membuatnya mampu mendeteksi adanya kendaraan lain maupun pejalan kaki. Selain itu, fitur ini juga dapat mencegah adanya benturan depan maupun meminimalisir dampak apabila benturan memang tidak dapat dihindari.
Ada lagi Multi Around Monitor. Seluruh kamera yang terpasang pada mobil baik di bagian depan, belakang maupun sisi mobil termasuk birds eye view ini sangat berfungsi untuk mengawasi blind spot dan juga dapat membantu mengarahkan pengemudi saat parkir.
Mudik Hemat Pakai Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Rachman_punyaFOTO |
Konsumsi Bahan Bakar
Outlander PHEV ini menjadi kendaraan elektrik dengan teknologi plug-in hybrid dan menjadi kendaraan elektrifikasi pertama yang dipasarkan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Mobil ini menggendong baterai 13,8 kWh yang secara tertulis bisa menjelajah hingga sejauh 55 km.
Meski tak sepenuhnya kami rasakan sejauh itu, berdasarkan pengalaman jelajah kami di Tol Trans Sumatera, tenaga listriknya bisa dimanfaatkan hingga jarak 45 km sampai baterai benar-benar berkedip dan habis.
Perjalanan kami mulai dari Rumah di Bekasi Timur dengan bensin full dan baterai penuh menuju Pelabuhan Merak yang berjarak 137 km. Kami melanjutkan penyeberangan dari Pelabuhan Merak-Bakauheni. Keluar Pelabuhan Bakauheni kami lanjutkan hingga Rest Area 234 A (Tol Bakauheni-Kayu Agung). Kecepatan rata-rata 100 km/jam.
"Isi bensin lagi full tank sekitar Rp 500 ribu dengan bahan bakar Pertamax. Perjalanan kami lanjutkan hingga terus ke Tol Palembang-Indralaya dan akhirnya sampai di exit Tol Fungsional Prabumulih," bebernya.
Bahan bakar yang dimiliki oleh Outlander PHEV masih sangat cukup hingga tiba di Muara Enim. Jarak yang kami tempuh dari Rest Area 234 A Terpeka hingga Muara Enim sekitar 273 km. Sesampainya di Muara Enim baru kami mengisi lagi sampai Full Tank sekitar Rp 500 ribu dengan bahan bakar yang sama, Pertamax.
Ini juga menjadi pengisian bahan bakar kami yang terakhir. Dari Muara Enim hingga sampai di kampung halaman di Pagar Alam memakan jarak 104 km. Bahan bakar yang dikonsumsi dengan jarak itu hanya sekitar 1/3 bar atau kira-kira tak sampai Rp 200 ribu.
"Jadi kalau dihitung-hitung habis bensin sekitar Rp 1,2 juta dengan jarak tempuh 748 km," ujarnya.
Terbilang cukup murah karena tak hanya mengandalkan mesin bakanya, tetapi ada bantuan EV-nya. Pengaturan energi yang baik dan efisien membuat pengendara dapat menggunakan listrik dari PHEV dan melakukan pengisian ulang dayanya secara bersamaan. Sebagai gambaran, mobil ini dibawa dengan muatan empat orang penumpang dan barang bawaan full seperti kopor 30 inchi dan lima tas kecil.
Di mobil ini juga tersemat ECO Mode yang digambarkan dengan indikator daun. Hal ini menunjukkan keramahan lingkungan dalam suatu perjalanan. Apabila Indikator daun menyala, maka tandanya semakin baik dan ramah lingkungan di semua pendistribusian energi baik bagi motor, mesin, dan AC-nya.
Tak hanya itu, fleksibilitas chargingnya juga sangat ramah terhadap ketersediaan sumber daya. Tersedia pengisian AC maupun DC, dengan kata lain punya fleksibilitas terhadap ketersediaan pasokan listrik, termasuk saat mengecharge di rumah.
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP