-
Mobil listrik Nissan LEAF sejak pertama kali dirilis tahun 2010 lalu sudah terjual sebanyak 300.000 unit di seluruh dunia. Angka itu membuat LEAF menjadi mobil listrik paling laris di planet bumi.
Tak dipungkiri dengan kehadiran pesaingnya Tesla, membuat Nissan harus berpikir keras untuk menjaga kemapanan LEAF di segmen ini. Dan hasilnya adalah LEAF yang lebih modern, lebih jauh daya jelajahnya dan dengan desain yang lebih cakep. Tapi bagaimana performanya?
Setelah diluncurkan di Jepang bulan September lalu, Nissan mengajak detikOto untuk menjajal performa LEAF di sebuah sirkuit di Jepang beberapa waktu lalu.
Desain mobil yang dijual seharga 3.150.360 yen di Jepang (Rp 380 jutaan) ini memiliki desain yang ramping. Bahasa desain V-Motion di bagian depan bisa kita lihat pada ciri khas lampu berbentuk bumerang dan grille yang menyerupai huruf V.
Grillenya memiliki ornamen berwarna biru pada kisi-kisinya menandakan indikasi kalau ini adalah mobil listrik yang ramah lingkungan. Ornamen berwarna biru juga bisa kita lihat di bemper belakang.
Peleknya menggunakan pelek alloy 5 palang yang terlihat seperti sebuah mobil keluaran Eropa. Dari samping mobil terlihat seperti sebuah mobil keluarga, tak lagi sebuah hatchback.
Di bagian interior, Nissan sudah memasang kabin yang premium. Nissan menyebut kabin LEAF kini membuat pengemudi bakal lebih rileks saat mengemudi. Panel depannya bergaya gliding wing yang menggabungkan penggunaan ruang yang sangat efisien sesuai fungsi.
Kemudian mata kita juga akan melihat aksen biru pada kursi, dasbor dan setir yang menandakan simbol mobil listrik.
 Transmisi di Nissan LEAF Foto: Dikhy Sasra |
Sebagai hiburan ada layar besar TFT berukuran 7 inci d bagian tengah yang memiliki beragam fitur, seperti pengukur daya teknologi Safety Shield, sistem navigasi dan audio.
Pengguna handphone dengan sistem operasi iOS juga akan dimanjakan karena Nissan telah menambahkan fitur Apple CarPlay. Kabinnya pun cukup luas, meski hanya menampung 2 baris kursi, detikOto merasa, mobil sebenarnya bisa punya satu baris kursi lagi, karena saking leganya mobil.
Jarak antara kepala dengan atap mobil (Headroom) pun masih lega, kepala kita takkan mentok di atap mobil.
Selain desain eksterior dan interiornya, Nissan tak lupa melakukan penyesuaian pada tenaga penggerak listriknya. Mobil itu kini memiliki tenaga maksimal 110 kW dan torsi 320 Nm, yang diklaim bisa meningkatkan akselerasi dan kenikmatan berkendara.
Diberi kesempatan untuk menjajal Nissan LEAF selama 1 lap di sirkuit, detikOto langsung menjajalnya. Seperti halnya mobil listrik lainnya, mobil memiliki akselerasi yang spontan.
Untuk mencapai hitungan 100 km per jam, dalam pengalaman detikOto hanya membutuhkan beberapa detik saja, mobil langsung wuisss, ngacir! Respons mobil pun terasa oke.
Saat menembus kecepatan 100 km per jam, mobil masih terasa senyap. Kabin LEAF cukup oke menghalau suara bising dari luar mobil.
Begitu melirik di setir, ada tombol aneh di setir bagian kanan. Rupanya setelah ditanyakan ke Nissan itu adalah fitur ProPilot, akan dibahas di halaman selanjutnya.
Di setir juga kita bisa mengatur kecepatan mobil dengan cruise control agar kita jadi lebih enak saat mengemudi di jalan tol yang membosankan.
Bagaimana dengan daya jelajahnya? Kami belum bisa mengetesnya karena keterbatasan waktu, tapi Nissan mengklaim mobil bisa menjangkau 400 km sekali ngecas baterai 40kWh-nya. Ke luar kota juga asyik lah ya?
Namun yang masih menjadi PR adalah lamanya pengisian baterai, Nissan menyebut untuk pengisian normal butuh 8 jam sampai 16 jam untuk mengisi baterai. Memang mobil bisa juga diisi cepat (quick charging) sampai 80 persen selama 40 menit saja.
Sebagai mobil listrik yang modern, Nissan memasang teknologi baru di mobil LEAF. Salah satunya teknologi semi Otonom ProPilot. Untuk mengaktifkan fitur ini tinggal menekan tombol biru di setir sebelah kanan.
Fitur ProPilot Park akan membantu pengendara parkir di berbagai tempat. Saat diaktifkan, teknologi ProPILOT Park akan mengendalikan kemudi, akselerasi, pengereman, perubahan shift dan rem parkir, untuk secara otomatis membimbing mobil ke area parkir yang dituju.
Saat detikOto mencoba fitur ini, tangan diangkat ke atas, dan mobil langsung melaju ke area parkir. Canggih ya?
Fitur lain yang tak kalah penting adalah E-pedal. Dengan hanya satu pedal, pengendara berakselerasi atau deselerasi dengan mudah. Saat kaki diangkat dari pedal, mobil akan berhenti otomatis secara gradual. Jika mobil ini kelak masuk Indonesia, mobil ini sangat pas untuk jalan-jalan di Jakarta yang macet.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?