Lokasi pengujian yang dipilih juga sesuai dengan karakter Hilux Double Cabin yang biasa digunakan di lintasan offroad. Maklum, Toyota Hilux Double Cabin biasanya digunakan oleh perusahaan tambang dan perkebunan yang harus melewati jalanan offroad.
Pengujian dilakukan di sirkuit offroad Pagedangan, BSD, Tangerang. Kali ini, detikOto menguji All New Hilux tipe 2.5 G 4x4 M/T.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain Eksterior
|
Dibanding Hilux model lama, All New Hilux ini lebih kaku. Desain nan agresif terlihat dari bagian depan dengan grille dan lampu depan yang menyatu.
Beralih ke samping, desain spion dibuat lebih atraktif. Toyota menggunakan lampu LED pada lampu sein di spion.
All New Hilux Double Cabin memiliki pelek standar berukuran 17 inci. Untuk tipe 2.5 G 4x4 M/T sudah menggunakan pelek alloy.
Selanjutnya, All New Hilux memiliki foot step di dekat pintunya. Foot step itu hadir sebagai perlengkapan standar.
Sementara bagian belakang, kini memiliki dimensi yang lebih besar. Kaca belakang dibuat lebih luas untuk memaksimalkan visibilitas pengendaranya.
2. Desain Interior dan Kenyamanan di Dalam Kabin
|
Saat duduk di jok sopir, jok itu terkesan seperti memeluk. Joknya hadir seperti bucket seat.
Selain itu, jok belakang Hilux terbaru memiliki konfigurasi 40:60. Jadi kursi belakang bisa dilipat terpisah sementara kursi lainnya masih bisa menjadi tempat duduk.
Tidak hanya itu, kabin di bagian belakang kini juga memiliki handle bar. Jadi, penumpang di bagian belakang tetap nyaman berpegangan saat mobil diajak offroad.
Desain dashboard juga berubah. Toyota mengedepankan desain dashboard mirip seperti sebuah sedan.
Setir terbaru telah disematkan pada mobil ini. Di Hilux terbaru, setirnya telah memiliki fitur telescopic dan tilt.
Di setirnya kini telah memiliki tombol-tombol operasi seperti audio, MID dan telepon. Sementara Hilux lama hanya ada tombol audio.
Sementara kenyamanannya, Hilux terbaru juga terasa cukup nyaman. Hal itu bisa dirasakan detikOto saat pengujian di lintasan offroad yang tidak merata saat detikOto menjadi penumpang maupun jadi pengemudi.
Suspensi terasa bekerja maksimal sehingga memberikan kenyamanan lebih. Getaran dan suara mesin pun tidak terlalu terasa kasar dari dalam kabin.
3. Tangguh Saat Melibas Jalur Offroad
|
Sebagai gambaran, All New Hilux yang digunakan detikOto mengusung mein diesel 2KD-FTV VNT 4 silinder inline 16 katup DOHC berkapasitas 2.494cc. Mesin bertenaga 144 PS pada 3.400 rpm dan torsi 35 kgm pada 1.600-2.800 rpm itu dikawinkan dengan transmisi manual 6 percepatan.
Pertama, detikOto menguji fitur Anti-lock Braking System (ABS) yang sudah disematkan pada semua tipe All New Hilux. Posisi switch penggerak roda berada di H2 (4x2 high).
Saat menguji ABS, di trek lurus dengan tanah kering dan bergelombang detikOto langsung tancap gas. Sekira jarak 100 meter, pedal rem langsung diinjak dalam.
Hasilnya, ABS membuat roda tidak terkunci meski mengerem di lintasan tanah berdebu. Kalau tidak ada ABS, bisa-bisa roda mengunci dan mobil bisa ngesot di atas tanah berdebu.
Selanjutnya, detikOto merasakan memindahkan tuas switch penggerak roda ke posisi H4 (4x4 high). Pada posisi H4 ini sebenarnya putaran mesin dan putaran rodanya sama dengan posisi H2. Bedanya, H4 ini menggerakkan ke-4 roda.
Posisi H4 ini digunakan saat berada di tanah yang datar dan tidak begitu berat. detikOto merasakan mode H4 ini di tanjakan, turunan dan tanah-tanah yang tidak terlalu ekstrem.
Tanjakan dan turunan serta tanah yang miring sudah cukup menggunakan H4. Namun, saat menghadapi turunan tajam, detikOto harus mengganti modenya ke L4 (4x4 low). Mode itu biasanya digunakan untuk melibas medan berat.
Memakai mode L4 memang sangat terasa berbeda. Dengan posisi gigi 1, tanpa menginjak pedal kopling, rem maupun gas pun mobil ini sudah berjalan.
detikOto menggunakan mode L4 pertama kali saat menghadapi turunan tajam. Menurut instruktur yang ada di samping detikOto, mode L4 bisa digunakan untuk engine brake.
Semua pedal (gas, kopling dan rem) tidak disentuh sama sekali. detikOto hanya perlu memutar setir untuk membuat mobil tetap di jalurnya.
Begitu juga saat menghadapi tanjakan curam. Tanpa menginjak semua pedal (gas, kopling dan rem), mobil sudah bisa menanjak perlahan. Saat melibas tanjakan curam pun detikOto hanya perlu memutar setir tanpa harus menginjak ketiga pedal itu.
Lanjut ke rintangan selanjutnya, detikOto dihadapi lintasan berlumpur. Sayangnya, saat detikOto melewati rintangan itu air sudah mulai surut. Meski begitu, untuk melewati medan berlumpur menggunakan mode L4 tidaklah sulit.
Medan selanjutnya adalah tanjakan dengan tanah yang tidak rata. Kali ini detikOto harus menguji fitur rear differential lock. Fitur itu kalau di mobil lain seperti fitur traction control.
Jadi, dengan menggunakan rear differential lock, putaran roda yang menggantung saat berada di tanah yang tidak rata bisa berputar rata. Dengan begitu, roda tidak akan slip.
Benar saja, saat melewati tanah yang tidak merata, detikOto merasakan perbedaan saat rear differential lock diaktifkan maupun tidak diaktifkan. Saat fitur itu tidak digunakan, roda belakang terasa slip.
Tapi, rear differential lock tidak disarankan digunakan di pemakaian jalur biasa. Sebab, hal itu akan menimbulkan risiko kerusakan, keausan roda serta kontrol mobil menjadi kaku.
4. Kesimpulan
|
Di lintasan offroad yang ekstrem sekalipun, mobil ini masih bisa diandalkan. Tak hanya medan offroad ekstrem, jalanan onroad atau tanah yang rata pun bisa dilibas pikap ini. Hanya, pengendaranya perlu mengoperasikan posisi switch penggerak roda sesuai dengan kondisi jalannya.
Kenyamanan pun terasa. Guncangan dari dalam kabin memang masih terasa. Maklum, medan pengujian memang sengaja dibuat banyak gundukan tanah. Tapi, peredaman suspensinya terasa lebih empuk sehingga pikap ini nyaman digunakan.
Getaran dan suara mesin juga tidak terlalu terasa. Hal itu semakin menambah kenyamanan.
Namun, poin minus dari Hilux ini ada pada tuas posisi switch penggerak roda yang berubah menjadi tombol putar seperti tombol AC. Hal itu terlihat kurang macho untuk mobil berpenggerak 4x4. Sebab, ciri khas mobil 4x4 adalah pada tuas yang ada dua yaitu tuas persneling dan tuas switch penggerak roda.
Memang, Toyota mengubah tuas 4x4 menjadi tombol putar itu dengan alasan membuat kabin lebih lapang seperti sebuah sedan. Soalnya, dengan hanya satu tuas yaitu tuas persneling, keadaan kabin lebih sepi.
Halaman 2 dari 5
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
BYD Atto 1 Terlalu Murah, Pedagang Mobil Bekas Mulai Panik