Keliling Yokohama dengan Mazda3 Hybrid

Laporan dari Yokohama

Keliling Yokohama dengan Mazda3 Hybrid

- detikOto
Senin, 25 Nov 2013 12:59 WIB
Yokohama - Mazda menawarkan pilihan baru Mazda3 yang sedang mencari kendaraan sedan hybrid. Mazda3 hybrid sudah menggunakan teknologi mutakhir yang cocok bahkan untuk keluarga sekali pun.

Sayang Mazda masih pikir-pikir memasarkan Mazda3 hybrid di Indonesia dengan alasan sederhana yaitu, selain faktor harga, pasar Indonesia diakui Mazda belum siap menerima mobil mesin ganda. Terlepas dari itu, bagaimana rasa mobil Mazda3 hybrid.

Beruntung reporter detikOto Muhammad Ikhsan menjadi orang pertama yang merasakan kendaraan hybrid dari Mazda di Yokohama, Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan untuk membuktikannya, Mazda mengajak detikOto merasakan sensasi Mazda3 hybrid sedan. Tapi sayang, niat untuk berada di balik kemudi gagal dan detikOto hanya duduk sebagai penumpang dengan pertimbangan keselamatan.

Disopiri warga asli Yokohama, detikOto diajak berkeliling dari Pacifico Yokohama menuju Daikoku Parking Area dan finish di Pacifico Yokohama dengan jarak tempuh 9,2 km. Melongok ke kabin depan, muncul push button start yang berada dasbor sebelah kiri pengemudi.

Desain dasbor lumayan mewah dengan layar informasi meliputi sistem kerja hybrid, cadangan baterai, informasi BBM dan entertainment. Belum lagi kaca kecil di depan pengemudi untuk informasi kecepatan kendaraan tanpa perlu melihat panel instrumen.

Duduk sebagai penumpang belakang Mazda3 hybrid seperti duduk pada sedan sekelas seharga di atas Rp 300 juta. ruang lutut room lega, atap cukup tinggi dan desain interior yang rapih. Dengan tinggi 168 cm, ruang kabin belakang terasa begitu lapang dan tidak sulit bergerak.

Interior Mazda3 hybrid diperkaya warna hitam dan krem cukup enak dipandang. Sambil disopiri, detikOto menikmati perjalanan menuju Daikoku Parking Area.

Dengan kecepatan 60 km/jam, kabin interior cukup senyap. Suara mesin SKYACTIV 2.000 cc tenaga 99 Ps pada 5.200 rpm dan torsi 142 Nm pada 4.000 rpm tidak terdengar sampai kabin dengan kecepatan sedang.

Kulit pelapis jok cukup empuk dan nyaman. Sayang, mobil yang memiliki PXLXT (4.580 m, 1.795 m, 1.455 m) terasa ada gangguan dari roda belakang. Suara putaran ban sedikit masuk ke kabin. Namun saat melaju di jalan yang agak bergelombang, suspensi MacPherson strut depan dan multi link di belakang terasa cukup empuk.

Sepanjang perjalanan, detikOto diajak memahami sistem hybrid pada Mazda3. detikOto sempat mempelajari dan melihat bagaimana teknologi hybrid-nya bekerja.

Dari informasi yang didapat, Mazda3 hybrid ini disokong mesin SKYACTIV 2.000 cc bensin, yang dikawinkan motor listrik tipe AC synchronous motor bertenaga 82 Ps dan torsi 207 Nm. Oleh Mazda, mobil ini disematkan electric CVT.

Saat bergerak dari titik diam sampai kecepatan 20 km/jam, hanya motor listrik yang menggerakkan roda depan. Kemudian di atas 20 km/jam, beralih fungsi. Mesin konvensionallah yang menggerakkan roda depan.

Nah, Mazda3 hybrid disokong 'regenerative brake system' dimana fungsi ini untuk menubah energi panas menjadi arus listrik dan mengisi baterai. Perjalanan bersama Mazda3 hybrid terus berlanjut.

Giliran menguji coba performa mesin. Saat pedal gas dibejek, mesin SKYACTIV 2.000 cc bensin langsung melejit. Layar informasi menunjukkan kalau mesin bensin dan motor listrik bekerjasama menggerakkan kedua roda depan. Dan saat menikung dengan kecepatan 80 km/jam, Mazda3 hybrid yang memiliki bobot 1.390 kg ini masih nyaman.

Sang sopir mengatakan All New Mazda3 dan Mazda3 hybrid 3 kali lebih baik dari model sebelumnya. Fakta itu karena Mazda3 sudah banyak perubahan.

"Saya tahu apa yang saya kendarai karena saya bekerja pada Mazda. Dan mobil ini tiga kali lebih baik dari Mazda3 sebelumnya," ucapnya yang menyakini teknologi SKYACTIV sangat berperan pada Mazda3 hybrid.

Sayang di depan kondisi jalan agak padat membuat aktivitas keliling Yokohama dengan Mazda3 hybrid agak terganggu. Pedal gas pun sedikit diangkat untuk mengurangi daya ke mesin. Di situ lagi-lagi terlihat regenerative brake system bekerja. Arus listrik menyuplai baterai. Perjalanan sekitar 30 menit pun berakhir di Pacifico Yokohama.


(ikh/ddn)

Hide Ads