Menaklukkan Si Seksi Subaru BRZ

Menaklukkan Si Seksi Subaru BRZ

- detikOto
Kamis, 05 Apr 2012 15:23 WIB
Singapura - Sebanyak 7 media Indonesia diajak ke Singapura untuk menyaksikan peluncuran Subaru BRZ pertama kalinya di Asia Tenggara. detikOto pun lansung ambil urutan pertama. Pengalaman menarik yang paling ditunggu untuk menjajal si seksi ini akhirnya datang.

Aura sport Subaru BRZ warna biru sudah mulai terkuak, meski kami belum sampai di lintasan tempat untuk menguji performanya.

Sesampainya, detikOto mulai meraba bodi luarnya. Bodinya yang sport dan elegan sangat mudah diingat. Wujudnya mirip sekali dengan gambar yang selama ini beredar di dunia maya.

Untuk diingat BRZ kependekan dari Boxer Rear Wheel Drive Zenith. BRZ adalah 'saudaraan' dengan Toyota GT 86. Tapi keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Sebelum menyelami Subaru BRZ lebih dalam, baiknya kuliti dulu mobil asal Jepang ini. Yuk.

Agar keunggulan Subaru BRZ terbukti, Subaru menyediakan beberapa metode penguji. 1. Slalom, 2. Circle, 3. Speed.

Masing-masing media diberi kesempatan dan ditemani para instruktur dari Subaru, seperti ABS, traction control, paddle shift. Kami diajak untuk merasakan secara langsung selama 2-3 menit per sesi.

Eksterior

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang detikOto katakan, bentuknya mirip sekali dengan di dunia maya. Desain bumper yang meruncing dan pipih, head lamp yang menyipit ke depan serta grille besar supaya asupan angin lebih leluasa masuk ke ruang mesin Boxer 2.000 cc direct-injection.

Sementara bagian tengah ke belakang mengecil. Konsep tersebut yang berfungsi sebagai gaya gravitasi agar mobil lebih menekan ke daratan sehingga lebih baik ketika melaju dengan cepat. Konsep tersebut dinamakan ultra-low center of gravity.

Mobil ini hanya menggunakan 2 pintu, jadi ketika penumpang belakang hendak masuk ke kabin penumpang, harus terlebih dahulu menggeser kursi depan ke arah depan. Ruang penumpang belakang cukup sempit. Hanya menyisahkan sedikit ruang untuk lutut.

Sementara itu, desain ekornya kian cantik dengan stop lamp yang didominasi dengan putih. Sedangkan stop lamp tersemat LED yang membentuk bulatan, dan seinnya menyatu di sebelahnya.

Jka dipasati dari belakang, Subaru BRZ terkesan lebar di pantat. Namun tak menghilangkan nilai sporty mobil tersebut. Tersemat 2 muffler di kiri dan kanan belakang. Begitu mesin dinyalakan, terasa sekali rauman mesin Boxer 2.000 cc yang menjadi cici khas Subaru.

Interior

Puas menjelajah bagian luar, saatnya simak bagian kokpit. Masuk ke bagian kabin penumpang tidak sesulit mobil sport lainya. Jangan anggap kabinnya bergelimpang fitur. Sangat standar, dan bentuknya juga sangat minimalis. Subaru sepertinya memang mengandalkan tenaga mesin untuk urusan mobil satu ini.

Nah, bagian konsole tersemat audio CD Player single DIN, pengatur AC, serta kursi, kemudi tuas perseneling yang dibalut kulit hitam. Lebih dalam lagi, detiOto lebih terpuaskan dengan paddle shift yang tersemat di balik kemudi. Di bagian konsole tengah tersemat pengaktifan fitur traction control, VSC sport, dan pilihan berkendara sport atau snow (salju).

"Subaru sudah disesuaikan di segala tempat, untuk Indonesia bahkan daerah salju sekalipun," kata Executve Director Tan Chong International Limited Glenn Tan di sela-sela test drive Subaru BRZ di Singapura.

Dengan teknologi itu, pengendara tinggal menekan tombol di belakang tuas transmisi. Dengan begitu daya cengkram ban menyesuaikan dengan sendirinya.

Beralih ke yang lainnya, kursi. Nah, kursi depan minim elektrik. Pengendara dan penumpang mengatur maju-mundur dengan menarik tuas di bawah kursi. Tidak ada yang wah untuk urusan ini dan seperti mobil harga Rp 120 jutaan.

Terlepas dari itu, kenyamanan kedua kursi berbeda. Subaru berhasil mendesainnya hingga terasa sangat memeluk punggung. Badan pun tidak bergeser ketika mobil bermanuver ke kiri dan kanan.

Mesin 2.000 cc

Sesi pertama yakni slalom ringan dan menguji akselerasi Subaru BRZ. Ketika berslalom mobil mantap menapak aspal. Beruntung siang itu matahari sangat terik dan melancarkan proses uji coba. Setelah itu detikOto pun masuk ke tahap selanjutnya yakni akselerasi. Ada 2 pilihan berkendara, D dan M. Untuk D, mesin sedikit lemot.

Penasaran dengan M, tuas transmisi cukup geser ke arah kanan. Pedal gas pun langsung dibejek habis. Terasa tenaga langsung tersalurkan ke roda belakang. Roda belakang sempat sprint, dan terdengar suara mendecit. Cengkeraman ban ke aspal sangat baik. Ketika dikendarai di lintasan, detikOto seperti ingin membejek pedal gas dan terus bermain dengan paddle shift.

Subaru BRZ transmisi otomatis diklaim 0-100 km/jam bisa ditempuh dengan 8,2 detik, sedangkan BRZ transmisi manual hanya 7,6 detik saja. Sayang tidak ada tersedia tempat untuk membuktikannya. Lintasan yang tersedia relatif pendek.

Pengujian pun terus berlanjut membentuk angka 8. Nah, sesi ini untuk membuktikan fungsi traction control. Menggunakan fitur tersebut kaki belakang tidak bisa berbuat banyak dan mengikuti arah ban depan. Sementara ketika fitur tersebut dinonaktifkan, mobil bergerak liar membentuk angka 8. Aksi pedal gas ditekan sambil melakukan countersteering kadang detikOto lakukan. Hasilnya, mobil berhasil dijinakkan.

Sayang tidak tersedia trek rusak. Lintasan sangat mulus sehingga tidak bisa membuktikan ayunan suspensi McPherson strut & coil spring (depan) dan double-wish-bone (belakang). Tapi ketika bermanuver, detikOto merasakan bodi Subaru BRZ stabil dan tidak limbung. Suspensi bekerja optimal.

Satu lagi yang patut diperhatikan. Sistem kedap suara mobil satu ini cukup baik. Deruan mesin 2.000 cc sedikit terdengar ke kabin penumpang. Setelah merasakan Subaru BRZ, detikOto merasakan jika mobil ini sangat mewakili pecinta mobil kebut tanah air. Terlebih fitur keselamatan 7 airbag, 4 seat belt, ABS, dan teknologi traction control sudah tersemat untuk konsumen di Indonesia.

(ddn/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads